ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Katya Kotova menuturkan pengalamannya sebagai seorang mualaf. Gadis berkebangsaan Rusia ini mengenang, saat berumur tiga tahun, dirinya pernah memasuki sebuah masjid.
Ketika itu, neneknya mengajaknya ikut ke masjid untuk sekadar menyaksikan orang-orang melakukan shalat berjamaah. Di sana, jamaah wanita berada di lantai dua.
"Aku berdiri dekat tangga, sembari memandang ke bawah, tempat para laki-laki shalat di lantai dasar," kata Katya Kotova, seperti dikutip dari laman Russia Beyond the Headlines.
Ia dan neneknya tinggal di Bashkortostan. Salah satu republik dalam Federasi Rusia itu dihuni kebanyakan suku Bashkir dan Tatar. Hampir 50 persen populasi setempat adalah Muslim.
Namun, pengaruh Uni Soviet tetap terasa di sana. Ateisme bukanlah mengerti nan asing bagi kebanyakan warga. Orang tua kandung Katya pun tidak begitu religius namalain apalagi tak begitu peduli pada agama.
Secara administratif, ayah Katya terdaftar sebagai seorang pemeluk Kristen Ortodoks. Adapun ibundanya nan seorang Tatar adalah Muslim. Namun, tak satu pun dari mereka nan berilmu pada kepercayaan masing-masing.
Berbeda dengan keduanya, nenek Katya cukup religius. Darinya, anak wanita ini mulai mengenal seluk-beluk agama, termasuk ibadah shalat nan dilakukan kaum Muslimin.
Memasuki usia remaja, Katya mulai tertarik mempelajari kepercayaan Islam. Bahkan, sempat timbul keinginannya untuk beranjak keyakinan, adalah dari Kristen Ortodoks kepada kepercayaan nan dianut neneknya itu.
Beberapa bulan sebelum wisuda, Katya telah menyelesaikan magang di sebuah perusahaan di Moskow. Begitu lulus dari studi sarjana, dia pun mudah mendapatkan pekerjaan.
Berada di perantauan dan jauh dari keluarga, membikin dirinya kian reflektif. Saat kembali ke flatnya, seorang diri Katya sering merenungi makna kehidupan. Ia yakin, manusia diciptakan bukan tanpa tujuan.
Katya pun kembali melanjutkan pencarian spiritualnya. Ia membaca terjemahan Alquran dan menemukan sebuah ayat nan menarik hatinya. Sebab, ayat itu memuat tujuan pembuatan manusia, adalah menyembah hanya kepada Tuhan.
Inilah gimana manusia semestinya menjalani hidup. Katya merasa percaya bahwa dirinya menemukan tujuan hidup dalam Islam. Ia pun akhirnya memeluk kepercayaan tauhid.
Pada 30 Maret 2016, Katya meresmikan keputusannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Moskow. Beberapa hari kemudian, sejumlah koleganya di lembaga terkejut mendengar buletin keislamannya. Terlebih lagi, tidak menunggu waktu lama, gadis ini juga memutuskan konsisten berhijab.