Kisah Bunda Melahirkan Dalam Kondisi Koma Usai Alami Morning Sickness Parah

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Atlanta McIntyre tak pernah menyangka bakal melahirkan anak keduanya dalam keadaan koma. Bunda 29 tahun ini mengalami koma setelah didiagnosis morning sickness parah namalain mengalami hiperemesis gravidarum.

Awalnya, McIntyre nan mengalami muntah terus-menerus tak menyadari potensi komplikasi kehamilan nan dihadapinya. Ia muntah begitu banyak hingga master mengatakan bahwa cairan muntah itu telah masuk ke paru-parunya dan menyebabkan pneumonia.

Kondisi McIntyre pun semakin parah hingga mengalami koma nan diinduksi. Dokter pun kudu melakukan tindakan persalinan segera setelah McIntyre mengalami koma. Saat itu, usia kehamilannya tetap 29 minggu.

"Saya mau membicarakannya lantaran saya merasa bahwa selama kehamilan, perihal itu dianggap sebagai morning sickness biasa. Itu dimulai dengan cukup normal," kata wanita asal Inggris ini kepada Wales Online, dilansir Manchester Evening News.

"Bau-bauan membikin saya merasa mual, tetapi kondisi ini terus bersambung hingga pada titik di mana setelah delapan minggu, ini terjadi setiap kali saya makan. Setelah 14 minggu, saya makan makanan cair. Saya tidak bisa menelan apa pun dan kudu keluar masuk rumah sakit setiap minggu lantaran dehidrasi dan pusing."

Morning sickness parah nan dialami McIntyre ini sampai membikin berat badannya turun lebih dari 1,2 kilogram (kg) selama kehamilan.

Alami pneumonia dan kudu melahirkan dalam kondisi koma

Morning sickness nan dialami McIntyre tak kunjung berhenti. Hingga akhirnya dia tersedak lantaran muntah begitu banyak. Dokter pun terpaksa melakukan induksi koma lantaran dia sudah mengalami pneumonia.

"Mereka mengatakan saya tersedak muntahan dan itu berhujung di paru-paru saya. Jadi saya akhirnya terkena pneumonia aspirasi. Saya tidak bisa bernapas sendiri. Saya tidak ingat apa pun sebelum mengalami koma. Namun saya terbangun beberapa hari kemudian dan diberi tahu bahwa saya telah melahirkan bayi," ungkapnya.

Anak kedua McIntyre nan berjenis kelamin wanita dan diberi nama Poppy lahir sekitar 20 jam setelah sang Bunda ditempatkan dalam kondisi koma. Tindakan persalinan dilakukan lantaran dengap jantung bayinya menurun dengan cepat, Bunda.

"Detak jantungnya turun menjadi sangat rendah dan begitu cepat, sehingga mereka memutuskan untuk melahirkannya saat saya dalam kondisi koma," ungkap McIntyre.

"Dari apa nan saya dengar, mereka bilang ke pasangan saya, 'Jika kita tidak melahirkannya sekarang, Anda bisa kehilangan keduanya.'"

Setelah koma, ingatan McIntyre kabur. Tetapi, dia tetap ingat sedikit tentang proses persalinan anaknya.

"Saya samar-samar ingat mereka mengatakan bahwa saya telah melahirkan bayi ini," katanya.

McIntyre baru bisa berjumpa dengan putrinya sekitar satu separuh minggu kemudian. Namun, dia belum bisa untuk menyentuhnya lantaran tetap menderita pneumonia, Bunda.

Morning sickness parah namalain hiperemesis gravidarum

Ilustrasi Mual pada Ibu Hamil

Ilustrasi Morning Sickness Parah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz

Hiperemesis gravidarum nan dialami McIntyre merupakan kondisi morning sickness parah namalain mual dan muntah berlebihan nan dapat terjadi selama hamil. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), hiperemesis gravidarum terjadi pada tiga persen kehamilan. Kondisi ini dapat didiagnosis ketika ibu mengandung kehilangan lebih 5 persen dari berat badannya, disertai dengan masalah lain nan berangkaian dengan dehidrasi dan kehilangan cairan tubuh, hingga mengakibatkan ketosis urine.

Ibu mengandung nan mengalami hiperemesis gravidarum memerlukan perawatan medis, apalagi kudu sampai dirawat di rumah sakit. Perawatan bermaksud untuk menghentikan muntah dan mengembalikan cairan tubuh nan hilang.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, Bunda. Namun, ada beberapa teori nan mengaitkan kondisi ini dengan kehamilan, adalah perubahan hormon, perubahan di sistem pencernaan, aspek genetik, dan defisiensi vitamin B6.

Melansir dari Cleveland Clinic, hiperemesis gravidarum biasanya terjadi selama trimester pertama, adalah dimulai sekitar usia 6 minggu kehamilan. Gejalanya dapat melangkah selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, apalagi sampai mendekati persalinan.

Berikut beberapa indikasi dari hiperemesis gravidarum:

  • Mual nan parah
  • Muntah lebih dari tiga kali sehari
  • Kehilangan berat badan lebih lima persen
  • Dehidrasi namalain kekurangan cairan
  • Sering merasa pusing
  • Volume urine berkurang namalain menjadi kental
  • Kelelahan nan ekstrem
  • Pingsan
  • Tekanan darah rendah
  • Detak jantung menjadi cepat
  • Kulit kering
  • Kehilangan konsentrasi namalain seperti kebingungan
  • Suhu tubuh naik
  • Tidak bisa tidur
  • Kesulitan makan
  • Muntah darah

Demikian kisah Bunda melahirkan saat kondisi koma usai mengalami morning sickness parah, serta penjelasan mengenai hiperemesis gravidarum.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga 7 buah nan dapat meredakan morning sickness, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rap)

Loading...

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027