ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Minum obat saat menyusui memang perlu selektif ya, Bunda, agar pengaruh sampingnya bisa diminimalisasi. Ketahui ancaman minum Alprazolam saat menyusui nan bisa terserap ke dalam ASI, Bunda.
Banyak wanita mengalami depresi pascapersalinan dan kekhawatiran setelah melahirkan. Meskipun mudah untuk mengonsumsi obat resep seperti Alprazolam (atau Xanax) untuk menenangkan kekhawatiran tersebut, Bunda mungkin bertanya-tanya, "Apakah Xanax kondusif untuk ibu menyusui?"
Ya, perlu Bunda ketahui sebenarnya obat-obatan ini dapat masuk ke dalam ASI dan mencapai bayi dalam dosis nan sangat kecil, nan ditentukan dalam penelitian nan dilakukan oleh Oo et al. Para peneliti mengawasi kadar Alprazolam ibu dalam ASI dari ibu nan menerima dosis harian obat sebesar 0,5 mg.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa waktu paruh Alprazolam dalam ASI adalah 14,5 jam. Oleh lantaran itu, Bunda perlu berkonsultasi dengan master kandungan untuk menentukan aspek keamanan obat tersebut saat menyusui seperti dikutip dari laman Mom Junction.
Apa itu Alprazolam?
Alprazolam namalain Xanax adalah tablet oral bermerek nan diresepkan untuk gangguan kecemasan. Xanax mengandung bahan aktif alprazolam dan mungkin tidak kondusif untuk dikonsumsi selama kehamilan dan menyusui.
Obat ini termasuk golongan obat benzodiazepin nan termasuk obat nan dapat masuk ke dalam ASI. Xanax juga tersedia dalam corak nan disebut tablet oral lepas lambat Xanax XR. Dengan Xanax XR, obat dilepaskan perlahan ke dalam tubuh seiring berjalannya waktu.
Penting diketahui bahwa Xanax meningkatkan neurotransmitter otak GABA, nan menimbulkan emosi rileks dan tenang. Pasien depresi pascapersalinan diperingatkan untuk tidak mengonsumsi Xanax guna menghindari konsumsi obat oleh bayi melalui ASI nan dapat menyebabkan kantuk dan penurunan berat badan.
Selain itu, patut diwaspadai juga ya, Bunda bahwa overdosis Xanax saat menyusui dapat menyebabkan sakit kepala, kebingungan, gangguan koordinasi, dan kantuk.
Pengobatan alami seperti meditasi, yoga, dan mendengarkan musik disarankan untuk mengatasi kekhawatiran dan stres, sebagai pengganti mengonsumsi Xanax.
Bisakah mengonsumsi Alprazolam namalain Xanax saat menyusui?
Bayi mungkin menolak untuk menyusu jika Bunda mengonsumsi Xanax. Sehingga, disarankan untuk menghindari Xanax selama masa menyusui. Karena obat tersebut dapat mencapai bayi nan sedang menyusui dalam jumlah mini melalui ASI.
Xanax masuk ke dalam ASI dan dapat menimbulkan pengaruh rawan pada anak nan disusui. Efek ini dapat meliputi rasa kantuk nan berlebihan dan indikasi putus obat. Gejalanya dapat meliputi mudah tersinggung, masalah tidur, dan muntah. Diare, otot berkedut, dan tremor juga merupakan indikasi nan mungkin terjadi seperti dikutip dari laman Medical News Today.
Jika Bunda sedang menyusui namalain berencana untuk menyusui, bicarakan dengan master tentang pilihan pengobatan lainnya. Jika Bunda diresepkan Xanax, bicarakan dengan master tentang langkah memberi makan anak saat mengonsumsi obat tersebut.
Efek samping konsumsi Xanax saat menyusui
Meskipun dosis nan tertelan tidak mematikan, obat tersebut dapat menyebabkan masalah pernapasan dan sedasi pada bayi. Beri tahu master bahwa Bunda sedang menyusui dan diskusikan obat apa pun nan sedang Bunda konsumsi, sebelum mereka meresepkan apa pun. Jika master tetap merekomendasikan Xanax saat menyusui, perhatikan pengaruh sampingnya pada bayi ya, Bunda.
Beberapa ketidaknyamanan kesehatan umum nan dialami bayi akibat Alprazolam adalah:
1. Mengantuk
2. Penurunan berat badan
3. Masalah makan namalain penolakan untuk menyusui
4. Kelesuan
5. Jika Bunda memandang perilaku nan tidak biasa namalain pengaruh samping nan parah pada bayi, segera hubungi master untuk memastikan keselamatan mereka.
Oh iya, Bunda, pengaruh samping mengonsumsi Alprazolam namalain Xanax saat menyusui bisa berkisar dari ringan hingga berat dan berjuntai pada dosisnya. Sebagian besar pengaruh samping tidak berbahaya. Efek samping condong memudar seiring waktu. Segera cari pertolongan medis setelah mengalami pengaruh samping apa pun.
Efek samping Xanax nan paling umum meliputi sembelit, pembengkakan pada ekstremitas, insomnia, mulut kering, pusing, kantuk, amnesia, perubahan libido, sakit kepala, perubahan penglihatan.
Efek samping nan parah meliputi depresi, kehilangan ingatan jangka pendek, penyakit kuning, masalah pernapasan, bicara tidak jelas, kemauan bunuh diri, goyah, gangguan koordinasi, retensi urine, dan vertigo.
Tanda-tanda alergi nan umum adalah masalah pernapasan dan pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, namalain tenggorokan. Ingat ya, Bunda, setiap pengaruh samping namalain alergi nan mengenai dengan Xanax kudu dilaporkan ke master nan meresepkan.
Bisakah ibu menyusui mengonsumsi Alprazolam dosis rendah?
Menurut Wendy Colson, seorang konsultan laktasi bersertifikat internasional di California, “Alprazolam (Xanax) pada dosis rendah umumnya dianggap aman, dengan hanya 8,5 persen nan masuk ke dalam ASI. Dosis 0,25 mg, terutama nan diminum pada malam hari, dianggap rendah. Konsentrasi tertinggi Alprazolam dalam ASI biasanya terjadi satu hingga dua jam setelah konsumsi dan memperkuat selama 12-15 jam.”
Satu dosis Xanax tidak perlu menghentikan ibu menyusui untuk menyusui. Jika Bunda kudu mengonsumsi satu dosis Xanax, selama periode 14 jam ada baiknya keluarkan ASI dan buang selama 14 jam setelah minum obat, untuk memastikan bahwa Xanax keluar dari sistem Bunda dan memberi sinyal pada tetek untuk melanjutkan produksi ASI. Kemudian, Bunda dapat melanjutkan menyusui.
Namun, konsumsi obat secara teratur dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pada bayi. Jika Bunda kudu menggunakan Xanax secara teratur selama periode tertentu, dan jika master merasa bahwa kegunaan Xanax lebih besar daripada menyusui, nan jarang terjadi, Bunda mungkin kudu mempertimbangkan untuk menyediakan susu donor bagi bayi nan sedang menyusui, namalain menyapih bayi namalain menawarkan susu formula.
Selanjutnya, konsultasikan dengan Konsultan Laktasi Bersertifikat Internasional (IBCLC) namalain master jika Bunda bisa mendapatkan obat lain. Alternatif untuk Xanax nan bisa dikonsumsi termasuk di antaranya Lorazepam, dan Oxazepam.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)