ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ibu nan menyusui langsung mungkin tidak memperhatikan warna ASI mereka. Tetapi bagi ibu nan memompa ASI, warna ASI bisa menjadi perhatian unik ya, Bunda. Sebenarnya, apa warna ASI nan bagus untuk bayi untuk optimalkan pertumbuhan Si Kecil?
Kebanyakan ibu tidak menyadari warna ASI mereka selain mereka memerah. Jika ASI Bunda tampak berbeda dari nan diharapkan, Bunda mungkin resah tentang perihal tersebut.
Kenali warna ASI dan makna kesehatannya, mana nan bagus?
Sebenarnya, warna ASI dari setiap ibu memang sangat bervariasi ya, Bunda. ASI juga bisa berubah-ubah warnanya lantaran pola makan ibu menyusui dan sering kali lantaran pewarna makanan dalam makanan namalain minuman nan Bunda konsumsi.
1. ASI berwarna kuning
Jika Bunda baru saja melahirkan, Bunda mungkin terkejut memandang ASI berwarna kuning kental, bukan putih. Ini sepenuhnya normal, dan banyak ibu menghasilkan ASI berwarna kuning selama beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Ini disebut kolostrum, namalain susu pertama, lantaran ini adalah susu pertama nan diproduksi tetek setelah melahirkan. Kolostrum kaya bakal antibodi dan lebih kental, dan Bunda bakal memproduksi ASI ini hingga 5 hari setelah melahirkan.
2. ASI berwarna merah muda (pink)
ASI berwarna merah muda namalain kemerahan mempunyai beberapa penjelasan. Sama halnya ketika Bunda makan namalain minum sesuatu nan hijau, mengonsumsi makanan dan minuman berwarna kemerahan seperti pikirkan smoothie stroberi, bit, dan makanan nan mengandung pewarna buatan berwarna merah nan dapat mengubah warna ASI.
3. ASI berwarna putih
Putih adalah warna nan diharapkan kebanyakan orang saat menyusui namalain memompa ASI. Namun, nan menarik adalah bahwa tubuh biasanya tidak memproduksi ASI berwarna putih hingga beberapa hari pasca persalinan. Ini terjadi saat ASI beranjak dari ASI pertama (kolostrum) menjadi ASI matang. Produksi ASI Bunda juga meningkat selama waktu ini dan terus meningkat selama 2 minggu pertama setelah melahirkan.
4. ASI berwarna hijau
Jangan resah jika Bunda memandang ASI berwarna hijau. Pikirkan kembali apa nan baru-baru ini Bunda makan. Bunda kemungkinan besar makan makanan berwarna hijau nan mengubah warna ASI Bunda, mungkin smoothie hijau namalain banyak sayuran hijau.
5. ASI berwarna hitam namalain kecokelatan
Jika warna ASI menyerupai hitam namalain cokelat dan Bunda sedang mengonsumsi obat, dalam kebanyakan kasus, Bunda dapat menyalahkan obat tersebut. Hal ini mungkin terjadi jika Bunda mengonsumsi antibiotik minocycline (Minocin).
6. ASI berwarna biru
ASI nan sedikit biru juga normal. Warna kebiruan sering terlihat pada awal pemompaan namalain menyusui. ASI ini (foremilk) lebih encer dan mengandung lebih sedikit lemak dan lebih banyak elektrolit. Menjelang akhir sesi menyusui namalain pemompaan, ASI (hindmilk) menjadi lebih kental dan mengandung lebih banyak lemak, sehingga menghasilkan warna putih namalain kekuningan nan lebih kental seperti dikutip dari laman Healthline.
Jika Bunda pernah memperhatikan bahwa susu sapi skim nan Bunda beli di toko dapat mempunyai warna kebiruan, itu lantaran argumen nan sama adalah lebih sedikit lemak.
Penyebab warna ASI berubah-ubah
"Ada beragam macam warna normal ASI," kata Hali Shields, seorang doula kelahiran dan pasca persalinan bersertifikat serta konselor pendidikan laktasi bersertifikat. "Kebiruan, kuning, krem, oranye semuanya normal dan kondusif untuk bayi."
Selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan, ASI berubah dengan cepat. Tidak hanya dalam komposisi dan jumlah, tetapi juga warnanya.
Penyebab ASI berubah-ubah warnanya bisa lantaran beragam perihal ya, Bunda. Salah satunya pola makan Bunda. Bunda mungkin terus memproduksi ASI berwarna kuning apalagi setelah berbulan-bulan menyusui, terutama jika Bunda mengonsumsi makanan berwarna kuning namalain oranye, seperti wortel namalain ubi jalar.
Kemudian, argumen berikutnya adalah lantaran pembekuan. Penting untuk dicatat bahwa warna ASI dapat berubah setelah dibekukan. ASI Bunda mungkin awalnya tampak putih silam berubah menjadi sedikit kuning, nan sekali lagi merupakan perihal nan normal. Ini tidak menunjukkan adanya masalah dengan produksi ASI Bunda.
7 Ciri-ciri ASI nan tidak bagus
ASI nan tidak bagus biasanya menampakkan ciri-ciri unik ya, Bunda. Karenanya, luangkan waktu sejenak untuk mencium aroma ASI setelah menyimpannya beberapa waktu. Berikut ini ciri-ciri ASI nan tidak bagus dan perlu Bunda ketahui:
1. Aroma
Aroma ASI nan berbau masam dan tengik memungkinkan bahwa ASI tersebut sudah tidak bagus namalain sudah basi.
2. Penampakan
ASI segar biasanya berwarna putih, kuning muda, krem, namalain putih kebiruan. Selain itu, setelah disimpan selama beberapa waktu, ASI dapat terpisah menjadi dua lapisan, adalah ASI encer dan ASI kental. ASI encer terlihat di bagian bawah, sedangkan lapisan krim terlihat di bagian atas. Jika Bunda mengaduk ASI beberapa kali dan tetap terpisah menjadi 2 lapisan, maka itu mungkin menunjukkan bahwa ASI tersebut sudah basi.
3. Rasa
Terkadang Bunda dapat mencoba mencicipinya. Jika Bunda merasakan rasa masam namalain tengik setelah disimpan di lemari es selama beberapa waktu, maka itu bisa jadi tanda bahwa ASI Bunda sudah lama seperti dikutip dari laman Breastfeedingperspectives.
4. Berhati-hatilah dengan ASI nan sudah lebih dari tiga hari
ASI perah sering kali dapat memperkuat lebih lama dari itu, tetapi masa simpannya sangat bervariasi tergantung pada perincian penyimpanannya. Setelah tiga hari di dalam lemari es, Bunda kudu mencium aroma susu dengan saksama untuk memastikan susu tersebut tetap segar.
5. Jangan berikan ASIP nan sudah berada di luar selama tiga jam tanpa didinginkan
Tidak apa-apa untuk menyimpan susu pada suhu ruangan selama tiga hingga enam jam tergantung pada seberapa dingin ruangan tersebut. Jika Bunda menyimpan susu dalam pendingin berinsulasi, kondusif untuk membiarkannya di dalam pendingin selama 24 jam seperti dikutip dari laman Wikihow.
6. Waspadai aroma logam namalain seperti sabun
Beberapa ibu bakal mendapati bahwa ASI mereka lama-kelamaan bakal berbau seperti sabun namalain seperti logam jika disimpan. Rasa ini bukanlah tanda pembusukan dan sebagian besar bayi tidak mempermasalahkannya. Meski demikian, Bunda patut mengecek kualitas ASI apakah tetap layak dikonsumsi namalain tidak sebelum diberikan kepada bayi.
7. Menggumpal
Saat dibekukan, ASI sering kali terpisah dari lapisan atas dan bawah. Jika setelah dicairkan tampak menggumpal, patut diwaspadai jika ASI sudah tidak berbobot ya, Bunda. Terutama ketika diaduk tidak bisa tercampur dengan baik seperti dikutip dari laman Milkology.
Kapan warna ASI termasuk rawan dan perlu ke dokter?
Biasanya, Bunda hanya perlu ke master jika ASI Bunda berwarna kemerahan namalain merah muda nan tidak kunjung membaik. Puting susu nan pecah namalain kapiler nan pecah biasanya sembuh dalam beberapa hari, dan setelah itu ASI bakal kembali ke warna normalnya.
Jika Bunda terus mengeluarkan ASI berwarna merah namalain merah muda, ini bisa jadi pertanda masalah lain, seperti jangkitan tetek namalain kanker payudara. Bunda juga kudu ke master jika ASI Bunda berwarna hitam namalain cokelat untuk memastikan obat dan suplemen Bunda kondusif dikonsumsi saat menyusui.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)