ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Tes darah kehamilan dapat mendeteksi beragam masalah kesehatan pada ibu hamil, termasuk akibat kelahiran prematur. Kenali langkah mendeteksi kelahiran prematur lewat tes darah.
Menurut info dari World Health Organization (WHO), sekitar 15 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya, dan nomor ini terus meningkat. Padahal bayi prematur rentan mengalami beragam komplikasi kesehatan.
Ibu mengandung umumnya berambisi melahirkan bayi setelah mengandung selama 40 minggu. Kenyataannya, hanya 4 persen ibu nan melahirkan pada 'hari perkiraan lahir'.
Kira-kira satu dari sepuluh bayi lahir prematur, nan berfaedah bayi dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu, dan sebagian besar kelahiran ini 'spontan', terjadi tanpa peringatan sebelumnya.
Semakin awal kehamilan seorang bayi lahir, semakin tinggi kemungkinan bayi tersebut mengalami akibat kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk masalah perilaku, ketidakmampuan belajar, kesulitan bernapas, dan infeksi.
Jika master bisa memprediksi kelahiran prematur maka dapat melakukan intervensi lebih awal untuk menunda persalinan.
Mengenal kelahiran prematur
Kelahiran prematur namalain partus prematur adalah kondisi ketika bayi dilahirkan sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu. Kelahiran prematur mempunyai beberapa tanda jika Bunda bakal mengalaminya.
Ada beberapa penyebab ibu mengandung mengalami kelahiran prematur. Misalnya riwayat kehamilan nan tidak normal, jangkitan pada Bunda dan bayi, preeklamsia, dan masalah kesehatan pada Bunda seperti glukosuria namalain tekanan darah tinggi.
Terkadang, kelahiran prematur terjadi tiba-tiba tanpa penyebab nan jelas. Untuk mencegahnya, Bunda dapat melakukan beberapa perihal seperti menjaga pola makan nan sehat, menghindari merokok dan alkohol, menghindari stres nan berlebihan, dan menghindari aktivitas corak nan berat.
Benarkah kelahiran prematur bisa dideteksi dengan tes darah?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tes darah dapat mendeteksi akibat kelahiran prematur. Salah satunya penelitian nan dipimpin Stanford.
Dilansir dari laman Med Standford Edu, pengukuran bagian RNA dalam darah ibu mengandung dapat memberikan perkiraaan tentang due date bayi serta memprediksi apakah bayi bakal lahir prematur.
Peneliti melakukan tes nan mengukur aktivitas gen ibu, plasenta, dan janin dengan menilai kadar RNA bebas sel dalam darah ibu, bagian mini dari molekul pembawa pesan nan membawa petunjuk genetik tubuh ke pabrik pembuat proteinnya.
Cara mendeteksi lewat tes darah
Tes darah nan dilakukan untuk mendeteksi kelahiran prematur dapat dilakukan pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Cara mendeteksinya antara lain:
1. Pengambilan sampel
Sampel darah ibu mengandung diambil untuk diperiksa di laboratorium. Pada penelitian dari Stanford, para peneliti menggunakan sampel darah dari 38 wanita Amerika nan berisiko melahirkan prematur lantaran mereka telah mengalami kontraksi awal namalain pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya.
Setiap wanita memberikan satu sampel darah selama trimester kedua namalain ketiga kehamilannya. Dari golongan ini, 13 melahirkan prematur, dan 25 sisanya melahirkan cukup bulan. Para intelektual menemukan bahwa kadar RNA bebas sel dari tujuh gen dari ibu dan plasenta dapat memprediksi kehamilan mana nan bakal berhujung lebih awal.
2. Pemeriksaan biomarker
Tim mengidentifikasi gen mana nan memberikan sinyal nan dapat diandalkan tentang usia kehamilan dan akibat prematuritas. “Kami menemukan bahwa beberapa gen sangat prediktif terhadap wanita mana nan berisiko melahirkan prematur,” kata Melbye, nan juga merupakan presiden dan CEO Statens Serum Institute di Kopenhagen.
Mengukur RNA bebas sel dalam darah ibu juga dapat memberikan banyak info baru tentang pertumbuhan janin.
Mekanisme biologis di kembali kelahiran prematur tetap menjadi misteri, tetapi para intelektual berencana untuk menyelidiki peran gen nan menandakan prematuritas untuk lebih memahami kenapa perihal itu terjadi. Mereka juga berambisi untuk mengidentifikasi sasaran obat nan dapat menunda kelahiran prematur.
Penelitian dari Stanford University juga menemukan bahwa kecermatan tes darah ini mencapai lebih dari 80 persen dalam memprediksi kelahiran prematur. Ini merupakan kemajuan nan nyata dan signifikan dalam memahami kelahiran prematur.
3. Dokter mengevaluasi
Dokter bakal mengevaluasi hasil tes darah untuk menentukan tingkat akibat kelahiran prematur. Jika terdeteksi akibat tinggi maka perlu langkah pencegahan seperti pemberian obat namalain bed rest dapat dilakukan.
Skrining pada bayi prematur
Bayi nan lahir prematur memerlukan beragam skrining untuk mematikan tidak ada komplikasi serius. Berikut beberapa jenis skrining dari beragam sumber:
1. Skrining pendengaran
Bayi prematur berisiko mengalami gangguan pendengaran. Ini akibat organ pendengaran nan belum matang. Untuk skrining, menggunakan perangkat otoacoustic emissions (OAE) namalain auditory brainstem response (ABR) untuk mendeteksi masalah sejak dini.
2. Skrining mata
Pada bayi prematur salah satu masalah umum nan muncul adalah retinopati prematuritas (ROP). Dokter mahir perlu melakukan skrining mata demi mencegah komplikasi maupun kebutaan.
3. USG kepala
Pada bayi prematur sering muncul masalah pada otak. Untuk itu perlu dilakukan USG kepala untuk mendeteksi kemungkinan perdarahan intrakranial namalain masalah pada otak lainnya pada bayi prematur.
4. Skrining tulang
Bayi prematur condong mempunyai masalah perkembangan tulang lantaran kekurangan kalsium dan fosfor selama kehamilan. Bunda perlu melakukan skrining untuk memastikan tulang bayi cukup baik.
5. Skrining lain
Skrining pada bayi prematur tak hanya nan di atas saja. Bayi prematur juga memerlukan pemeriksaan jantung, paru-paru, dan kegunaan metabolisme lainnya untuk memastikan kesehatannya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)