Kehamilan Disebut Dapat Meningkatkan Risiko Stroke? Ini Kata Pakar

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Stroke menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di bumi tahun 2021. Kondisi medis ini dianggap menakut-nakuti nyawa lantaran memengaruhi suplai darah nan menuju otak, Bunda.

Ada beberapa penyebab stroke, seperti style hidup tidak sehat hingga obesitas. Tetapi, stroke juga sering dikaitkan dengan kehamilan. Bagaimana kedua perihal ini terhubung?

Ya, kehamilan disebut dapat meningkatkan akibat stroke pada perempuan. Baru-baru ini, aktris Gal Gadot mengungkapkan tentang pemeriksaan massive blood clot nan dialaminya sesaat sebelum melahirkan anak keempatnya.

Lantas, benarkah kehamilan bisa meningkatkan akibat stroke?

Dokter mahir kandungan dan ginekologi, Dr. Jamil Abdur-Rahman, membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya, kehamilan memang dapat meningkatkan akibat pendarahan lantaran produksi protein nan meningkat.

"Banyak orang terkejut saat mengetahui bahwa kehamilan dapat meningkatkan akibat pendarahan dari 5 menjadi 20. Kita tidak bisa mengetahui kapan perdarahan terjadi, apakah selama kehamilan namalain persalinan, lantaran kita pasti tidak mau kehilangan ibu dan bayi," katanya, dikutip dari laman News Nation.

"Ketika wanita hamil, tubuhnya bakal memproduksi protein lebih nan dapat meningkatkan akibat perdarahan, namalain sedikit protein nan dapat mencegah perdarahan," sambungnya.

Menurut Jamil Abdur-Rahman, pendarahan nan terjadi selama kehamilan bisa didapat secara patologis. Masalah dapat bermulai dari pembuluh darah di kaki, silam menuju ke bagian otak nan menyebabkan stroke.

"Beberapa orang dapat mengalami perihal itu lantaran ada kecenderungan untuk mendapatkannya secara patologis, nan berkembang di kaki, menuju ke pembuluh darah, dan ke otak, hingga menyebabkan stroke," ungkapnya.

Menurut ulasan di jurnal Stroke tahun 2020, kehamilan dapat membikin darah lebih mudah menggumpal, nan dapat menyebabkan stroke. Peningkatan risik penggumpalan darah ini terjadi sebagian lantaran pembengkakan akibat kehamilan dapat mengurangi aliran darah ke tungkai bawah. Jika darah tidak bergerak dengan baik, darah lebih mudah menggumpal.

Selama akhir kehamilan, tubuh juga memproduksi lebih banyak unsur nan membantu penggumpalan darah. Hal tersebut membantu melindungi ibu mengandung dari perdarahan berlebihan saat melahirkan, tetapi juga bisa meningkatkan akibat stroke.

Pada ulasan sebelumnya di Womens Health (London) tahun 2011, juga dipaparkan bahwa kehamilan dan periode pasca persalinan dikaitkan dengan peningkatan akibat stroke iskemik dan pendarahan intraserebral, meskipun perkiraan kejadiannya bervariasi.

Ada beberapa penyebab stroke nan sebenarnya hanya terjadi pada kehamilan dan periode pasca persalinan, seperti preeklamsia dan eklamsia, emboli cairan ketuban, angiopati pasca persalinan, dan kardiomiopati pasca persalinan.

Preeklamsia dapat meningkatkan akibat stroke

Penelitian mengatakan bahwa wanita mengalami preeklamsia selama kehamilan lebih mungkin mengalami serangan jantung namalain stroke. Penelitian nan diterbitkan di European Journal of Preventive Cardiology tahun 2023 pada lebih 1 juta ibu mengandung melaporkan bahwa risikonya dapat tetap tinggi apalagi 20 tahun setelah kehamilan.

"Risiko tinggi penyakit kardiovaskular setelah preeklamsia muncul pada usia muda dan lebih awal setelah melahirkan," kata peneliti di Universitas Kopenhagen, Denmark, Dr. Sara Hallum, dalam siaran pers.

"Hal tersebut menunjukkan bahwa intervensi untuk mencegah serangan jantung dan stroke pada wanita nan terkena akibat tidak dapat menunggu hingga usia paruh baya saat mereka memenuhi syarat untuk program skrining kardiovaskular konvensional," tambahnya, dilansir Healthline.

Perlu diketahui Bunda, penelitian ini dilakukan pada ibu mengandung di Denmark antara tahun 1978 hingga 2017. Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa ibu mengandung nan mengalami preeklamsia empat kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dan tiga kali lebih mungkin mengalami stroke dalam 10 tahun setelah melahirkan dibandingkan dengan ibu mengandung nan tidak mengalami preeklamsia.

Para peneliti juga melaporkan bahwa wanita berumur antara 30 hingga 39 tahun nan mengalami preeklamsia mempunyai akibat serangan jantung lima kali lebih tinggi dan akibat stroke tiga kali lebih tinggi daripada wanita seusia tanpa riwayat preeklamsia.

Sementara itu, wanita berumur di atas 50 tahun dengan riwayat preeklamsia tetap mempunyai akibat serangan jantung namalain stroke dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan nan tidak mempunyai riwayat tersebut.

Demikian ulasan mengenai kaitan kehamilan dan stroke. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027