Jangan Bunuh Diri: Sebuah Panggilan Untuk Menemukan Kembali Harapan Dalam Islam

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Hidup di bumi ini penuh dengan ujian dan cobaan. Setiap insan pasti pernah mengalami masa-masa sulit, apalagi terkadang merasa bumi ini begitu berat untuk dijalani. Ketika menghadapi rasa sakit, kesedihan, namalain rasa putus asa, pemikiran untuk mengakhiri hidup bisa datang menyapa. Namun, sebagai seorang muslim, kita diajarkan bahwa hidup adalah hidayah nan sangat berharga, dan setiap ujian nan datang adalah bagian dari takdir Allah nan penuh hikmah.

Dunia ini bukanlah tempat nan sempurna. Adanya halangan dan rintangan menunjukkan bahwa kita tetap ada dan bernafas di dunia. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan Kami pasti bakal menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah buletin ceria kepada orang-orang nan sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menunjukkan bahwa hidup di bumi penuh dengan ujian. Masalah dan kesulitan adalah bagian dari takdir nan diberikan Allah untuk menguji sejauh mana keteguhan ketaatan kita dan gimana sikap kita menghadapi kesulitan tersebut.

Allah Ta’ala berfirman,

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia mengira bahwa mereka bakal dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2)

Kehidupan bumi adalah tempat bagi setiap umat manusia untuk diuji. Jika kita tidak diuji dengan masalah, kita mungkin tidak bakal tahu sejauh mana kekuatan dan kesabaran kita. Tanpa ujian, kita tidak bakal dapat mengenal diri kita sendiri dengan baik, dan kita bakal kehilangan kesempatan untuk melakukan baik dan memperbaiki diri.

Allah Ta’ala berfirman,

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Yang menjadikan meninggal dan hidup, agar Dia menguji kalian, siapa di antara kalian nan lebih baik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2)

Hidup adalah hidayah dan corak kasih sayang dari Allah

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an,

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

“Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Imran: 191)

Setiap kejadian dalam hidup mempunyai tujuan dan makna tertentu nan mungkin belum kita pahami pada saat itu. Namun, dengan sabar dan tawakal, kita bakal memandang hikmah-Nya di kembali setiap permasalan.

Mengakhiri hidup bukanlah jalan nan diajarkan dalam Islam. Allah melarang demikian lantaran rahmat dan kasih sayang-Nya nan begitu besar kepada setiap hamba-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan sungguh indahnya kasih sayang Allah Ta’ala dalam sebuah sabda nan diriwayatkan dari Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhu,

ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﺒﻲ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﻗﺪ ﺗﺤﻠﺐ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﺗﺴﻘﻲ، ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﺕ ﺻﺒﻴﺎً ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﺃﺧﺬﺗﻪ، ﻓﺄﻟﺼﻘﺘﻪ ﺑﺒﻄﻨﻬﺎ ﻭﺃﺭﺿﻌﺘﻪ،

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kehadiran rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu nan sedang mencari-cari bayinya untuk menyusuinya. Tatkala dia sukses menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami,

ﺃﺗﺮﻭﻥ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺭﺣﺔ ﻭﻟﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ

“Apakah menurut kalian ibu ini bakal tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”

Kami menjawab,

ﻻ، ﻭﻫﻲ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﺮﺣﻪ

“Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”

Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ

“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis di atas menunjukkan kasih sayang Allah nan sangat besar dan tanpa pemisah kepada para hamba-Nya. Sebagai seorang muslim, kita kudu meyakini bahwa hidup kita adalah hidayah nan sangat berharga.

Harapan itu ada dalam setiap doa

Islam mengajarkan bahwa di saat-saat sulit, angan adalah salah satu sarana nan sangat kuat untuk meminta pertolongan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الدُّعَاءُ سِلاَحُ المُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ

“Doa adalah senjata kaum mukminin, tiang agama, serta sinar langit dan bumi.” (HR. Abu Ya’la no. 439, Ibnu Adi dalam Al-Kamil, 7:374, Al-Hakim no. 1812. Lihat Silsilah Adh-Dha’ifah, hal. 179)

Dalam riwayat lain,

إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

“Sesungguhnya Rabb-mu (Allah) Ta’ala adalah Maha Pemalu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang bermohon dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan sunyi (tanpa memberi apa-apa).” (HR. Abu Dawud no. 1488, At-Tirmidzi no. 3556, Ibnu Majah no. 3865, dan Ibnu Hibban no. 876. Dinilai sahih oleh Ibnu Hibban, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 11:147.)

Doa adalah corak kepasrahan dan angan kita kepada Allah. Tidak ada keadaan nan terlalu susah bagi Allah. Dalam setiap doa, kita diberikan kesempatan untuk memohon ampunan, petunjuk, dan kekuatan dari-Nya. Jika Anda merasa putus asa, ingatlah bahwa Allah selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah dan angan kita. Dialah nan memberikan jalan keluar bagi setiap permasalahan.

Setiap ujian adalah jalan meningkatkan derajat seorang mukmin

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ

“Jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka bakal diuji.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3: 302. Lihat Shahih Al-Jami’ no. 285.)

Ujian nan datang tidak mesti sebagai hukuman, melainkan proses untuk mendewasakan, menguatkan iman, dan mendekatkan diri kepada Allah. Ketika rasa sakit datang, ingatlah bahwa setiap ujian adalah ladang pahala nan bakal menghapus dosa dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan, penyakit (yang terus menimpa), kehawatiran, kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan, apalagi duri nan melukainya, melainkan Allah bakal menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari)

Dari sabda tersebut, dapat kita ketahui bahwa ujian dan masalah bukan hanya langkah Allah menguji kualitas keagamaan dan kesabaran kita, tetapi juga sebagai langkah untuk membersihkan diri kita dari dosa. Dengan sabar dalam menghadapi ujian, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga memperoleh pembebasan dan rahmat dari Allah.

Setiap masalah dan ujian nan kita hadapi juga berfaedah untuk memperkuat ketaatan kita. Seiring waktu, kita bakal belajar untuk lebih sabar, lebih tabah, dan lebih percaya bahwa setiap ujian pasti ada jalan keluarnya.

Allah tidak membiarkan hamba-Nya sendirian

Salah satu perihal nan paling menghibur hati adalah mengetahui bahwa kita tidak pernah sendirian dalam setiap kesulitan nan kita alami. Allah selalu berdampingan hamba-Nya nan berakidah dengan memberikan kemudahan dan jalan keluar.

Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5)

Dalam ayat nan lain,

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Sesungguhnya Allah berdampingan orang-orang nan sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Allah memberikan kita kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan, apalagi di saat kita merasa tak sanggup lagi melewatinya.

Kehidupan di bumi tidak kekal, masalah pun sementara

Ujian mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di bumi ini tidak kekal. Hanya Allah nan Mahakekal. Kehidupan bumi ini bukanlah tujuan akhir lantaran bumi adalah tempat kita mengumpulkan kebaikan ibadah untuk kehidupan nan kekal di akhirat. Setiap masalah nan datang adalah bagian dari ujian hidup nan sementara.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا مَتَٰعٌ وَإِنَّ ٱلْءَاخِرَةَ هِىَ دَارُ ٱلْقَرَارِ

“… Sesungguhnya kehidupan bumi ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya alambaka itulah negeri nan kekal.” (QS. Al-Mu’min: 39)

Masalah dan ujian nan kita hadapi di bumi ini adalah bagian dari perjalanan menuju akhirat. Setiap kesulitan nan kita hadapi bakal berlalu, dan sebagai muslim, kita meyakini bahwa ada kebahagiaan nan lebih besar di alambaka bagi mereka nan sabar dan bertakwa.

Jangan pernah menyerah, lantaran Allah selalu memberi angan di setiap langkah.

***

Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd.

Artikel: KincaiMedia

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027