Guru Yang Dinasihati Imam Syafii

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Memberi nasihat merupakan rekomendasi kepercayaan (ilustrasi).

KincaiMedia,JAKARTA -- Imam Syafi'i merupakan seorang mufti besar sunni dan pendiri aliran fikih Syafi'i. Nasabnya tersambung ke al- Muththalib nan merupakan kerabat Hasyim, kakek Rasulullah SAW. 

Imam Syafi'i Lahir di Gaza dengan nama komplit Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i pada 150 H/767 M dan wafat di Mesir pada 204 H/820 M.

Dalam kitab "Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat" karya Shalih Ahmad Asy-Syami nan diterbitkan Wali Pustaka dijelaskan bahwa Imam Syafi'i pernah memberikan nasihat kepada seorang guru. 

Diceritakan, pada suatu hari Imam Syafi'i masuk ke salah satu ruangan Khalifah Harun ar-Rasyid untuk meminta izin. Di ruang bilik itu ada pelayan sang khalifah nan berjulukan Siraj. 

Siraj silam mempersilahkan Imam Imam Syafi'i duduk di dekat pembimbing anak-anak Harun ar-Rasyid, adalah Abu Abdus Shomad. Siraj silam berbincang kepada Imam Syafi'i: 

"Wahai Abu Abdillah, mereka ini adalah putra-putra Amirul mukminin, dan dia adalah pembimbing mereka. Alangkah baik, jika engkau bersedia menyampaikan wasiat kepadanya berangkaian anak-anak itu."

Kemudian Imam Syafi'i menoleh ke arah Abu Abdus Shamad. Beliau berbincang kepadanya, 

"Hendaklah perihal pertama nan engkau lakukan sebelum mendidik putra-putra Amirul mukminin adalah memperbaiki dirimu sendiri lantaran penglihatan mereka bakal selalu terpaut dengan penglihatanmu. Baik menurut mereka adalah apa nan engkau anggap baik, dan jelek di mata mereka adalah apa nan engkau tidak sukai," kata Imam Syafi'i. 

Dia juga memberikan nasihat kepada pembimbing itu untuk mengajarkan Alquran kepada anak-anak didiknya tersebut, serta tidak membikin mereka bosan.  

"Jangan memaksa mereka dalam pengajaranmu sehingga mereka menjadi jenuh dan jemu pada Alquran, dan jangan pula membiarkan mereka tanpa Alquran sehingga mereka bakal mengabaikannya," ucap Imam Syafi'i. 

Imam Syafi'i juga memberikan nasihat kepada Abu Abdus Shomad untuk meriwayatkan kepada mereka syair-syair nan beradab dan hadis-hadis nan mulia. 

"Jangan menyuruh mereka beranjak mempelajari satu pengetahuan ke pengetahuan lain sebelum mereka betul-betul menguasainya lantaran kata-kata nan berjejalan di telinga bakal menyesatkan pemahaman," jelas Imam Syafi'i. 

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027