Cerita Marcella Zalianty Alami Ocd, Anak Ungkap Makan Di Restoran Harus Bawa Sendok Dan Garpu Sendiri

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kehidupan Marcella Zalianty dan kedua putranya, Kana dan Magali, selalu menarik perhatian netizen, Bunda. Tidak sedikit pula nan penasaran dengan style pengasuhan Marcella terlebih dirinya menderita OCD namalain Obsessive Compulsive Disorder.

OCD merupakan gangguan mental nan mendorong penderitanya untuk melakukan suatu tindakan secara terus menerus. Tak hanya tindakan, penderitanya juga bakal mendapatkan suatu pikiran nan terus berulang.

Kondisi OCD sendiri selalu dipengaruhi oleh obsesif dan kompulsif, Bunda. Jadi, para penderitanya bakal memikirkan serta melakukan tindakan berulang.

Cerita dua anak Marcella Zalianty hadapi sang Bunda nan OCD

Ketika datang sebagai bintang tamu dalam aktivitas Rumpi No Secret TRANS TV, Kana dan Magali membagikan kisahnya saat menghadapi sang Bunda nan menderita OCD. Ternyata, mereka diharuskan untuk membawa sendok dan garpu sendiri saat makan di restoran.

"Apalagi jika ke restoran-restoran, itu kudu bawa sendok sendiri, garpu sendiri," kata Kana, mengutip dari akun IG @rumpi_ttv, pada Senin (3/2/2025).

Tidak hanya itu, Kana juga mengungkap bahwa sang Bunda tidak memperbolehkan dirinya dan sang adik untuk makan-makanan nan mengandung MSG. Mereka pun sering diajak menyantap makanan sehat seperti gluten free.

"Ibu suka ajakin kita makan nan sehat-sehat kayak gluten free. Kalau beli kayak snack-snack gitu (yang ada MSG-nya) enggak boleh. Makan mie juga enggak boleh," ungkap Kana.

Ditanya apakah di luar rumah keduanya sering curi-curi kesempatan menyantap makanan lain? Ternyata, kedua kakak beradik tersebut memilih untuk meminta izin sang bunda.

"Enggak pernah curi-curi (kesempatan membeli snack). Harus tanya Ibu dulu," sambungnya.

Sama seperti Kana, sang adik pun hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan nan sehat, Bunda. Bahkan, ketika mau menyantap suatu makanan di sekolah, dia bakal izin terlebih dulu pada sang Bunda.

"Jadi saya pernah ditelpon sewaktu-waktu oleh sekolahnya. Saya bilang 'Lho ada apa ini kok jam sekolah ditelpon', saya lagi meeting kan, saya pikir urgent. Saya jawab 'Ya, ada apa Miss?', (gurunya menjawab) 'Ini Magali mau ngomong, Bu. Dia tanya, dia boleh enggak makan klepon?'," cerita Marcella seraya tertawa.

Bunda mau mengetahui lebih lanjut tentang kondisi OCD? Baca terus, ya.

Kondisi OCD bisa terjadi pada anak

A Korean woman holds her daughter tightly in an embrace, the girl feeling anxious going back to school.

Ilustrasi OCD pada Anak/Foto: iStock

OCD adalah gangguan pada otak dan perilaku nan biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran parah pada mereka nan terkena dampak. Demikian dikutip laman International OCD Foundation.

OCD melibatkan perilaku obsesi dan kompulsi nan dapat menghalangi aktivitas penting, seperti sekolah, pengembangan diri, hubungan sosial, dan skill anak merawat diri. Secara umum, OCD didiagnosis ketika obsesi dan kompulsi ini berakibat negatif dan mengganggu kehidupan sehari-hari anak.

Dalam kasus nan jarang terjadi, indikasi OCD mungkin berkembang dalam sekejap, misalnya perubahan sigap dalam perilaku dan suasana hati dan tiba-tiba muncul kekhawatiran parah. Ada sub-jenis OCD pediatrik nan disebabkan oleh infeksi, seperti radang tenggorokan, nan membikin bingung sistem kekebalan anak untuk menyerang otak dan terlihat seperti infeksi.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Kondisi tersebut menyebabkan anak mulai mempunyai indikasi OCD nan parah. Namun, gejalanya muncul secara bertahap.

Psikolog klinis Owen Kelly, PhD mengatakan, antara 0,25 sampai 4 persen anak-anak bakal mengalami OCD. Rata-rata usia anak nan bisa terkena sekitar 10 tahun, meskipun anak-anak usia 5 namalain 6 tahun dapat didiagnosis dengan OCD.

"Anak-anak dapat menunjukkan indikasi OCD sekitar usia 3 tahun, tapi itu sangat jarang terjadi," kata Kelly, dilansir Verywell Mind.

Banyak balita suka mengurutkan objek berasas warna, bentuk, ukuran namalain tekstur. Balita dengan OCD mungkin menjadi sangat jengkel jika suatu langkah dilompati namalain ada sesuatu nan tidak beres dan membikin mereka menjadi sangat cemas.

Demikian cerita kedua anak Marcella Zalianty hadapi sang Bunda nan mempunyai kondisi OCD, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa intip juga video jenis gangguan kesehatan mental pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/rap)

Loading...

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027