ARTICLE AD BOX
Sudah menjadi tradisi kepercayaan maupun budaya di Indonesia, untuk mencukur lenyap rambut bayi baru lahir. Hal ini dipercaya menjadi corak rasa syukur dan 'membersihkan' bayi secara menyeluruh. Tapi bolehkah jika rambut bayi tidak dicukur?
Selain lantaran alasan-alasan tersebut, tak sedikit pula orang tua nan percaya bahwa mencukur kepala bayi bakal membikin rambutnya tumbuh lebih tebal dan sehat.
Tapi sebenarnya secara medis, tidak ada keharusan untuk mencukur rambut bayi. Semua kembali pada kebutuhan dan nilai dalam masing-masing keluarga.
Mencukur rambut bayi secara medis
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rambut bayi sebenarnya tidak wajib dicukur lho, Bunda. Mencukur rambut bayi juga tidak mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan namalain pertumbuhan rambutnya.
"Boleh dicukur, boleh tidak," tegas mahir perinatologi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K).
Rambut pertama bayi, namalain dikenal juga dengan velus, bakal rontok sendirinya pada bulan-bulan pertama. Tanpa dicukur pun, rambut lembut tersebut bakal rontok pada waktunya.
Benarkah mencukur kepala bayi membikin rambutnya tumbuh lebih tebal?
Dikutip dari Parenting First Cry, banyak mahir beranggapan bahwa mencukur tidak mendorong pertumbuhan rambut nan lebih baik. Rambut bayi juga berpotensi tumbuh lebih baik setelah berumur empat bulan.
Secara ilmiah, rambut tumbuh dari folikel rambut, nan ada di bawah kulit kepala. Saat bayi dicukur, perihal itu tidak memengaruhi folikel rambutnya. Termasuk bagi pertumbuhan rambut bayi sesudah dicukur.
IDAI juga menegaskan bahwa dipotong namalain pun tidak, rambut bayi tidak terpengaruh kecepatan pertumbuhan ataupun membikin rambutnya tampak lebih tebal.
Perlu diketahui bahwa tekstur dan kepadatan rambut bayi mungkin sangat berjuntai pada gen, nan berfaedah jika Bunda mempunyai rambut nan tebal dan berkilau, maka kemungkinan besar Si Kecil kelak juga bakal mempunyai jenis rambut nan serupa.
Pentingnya menjaga kebersihan kulit kepala bayi
Jangan hanya berpatokan pada dicukur namalain tidak, bagi kesehatan kulit kepala bayi, nan lebih perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan kulit kepalanya.
Rambut bayi sebaiknya dikeramas setiap 2-3 hari sekali menggunakan sampo nan sesuai. Tidak disarankan untuk keramas tiap hari lantaran dapat menghilangkan lapisan lemak kulit kepala dan menyebabkan kulit kering.
Salah satu masalah nan sering ditemui mengenai kulit kepala adalah dermatitis seboroik, nan muncul sebagai lapisan namalain serpihan berwarna kuning berminyak nan menempel pada kulit kepala.
Kondisi ini kadang baru disadari ketika rambut bayi dicukur hingga botak. Pada bayi dengan kondisi ini, sebaiknya Bunda memakaikan sampo hipoalergenik, lantaran salah satu penyebabnya adalah alergi.
Tips kondusif mencukur rambut bayi
IDAI menyebut bahwa pada bayi nan sudah lebih besar, rambut boleh dicukur sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, ketika rambut sudah terlalu panjang sehingga menutupi mata namalain mengganggu anak bergerak dan bermain.
Saat memotong rambut, pastikan keamanan dan kenyamanan Si Kecil ya, Bunda. Pastikan kebersihan alat-alat nan digunakan seperti gunting, pisau cukur, dan sisir.
Berikut beberapa tips lain nan perlu diperhatikan orang tua saat hendak mencukur rambut bayi:
1. Perhatikan mood bayi
Hal pertama dan terpenting nan perlu dipertimbangkan adalah suasana hati bayi. Sebaiknya mereka dalam keadaan tenang dan senang saat Bunda berencana untuk mencukur rambutnya.
Kegiatan mencukur dapat dilakukan siang hari, lantaran bayi biasanya dalam kondisi betul-betul terjaga dan tidak sedang rewel lantaran jam tidur.
2. Pastikan posisi bayi sudah nyaman
Hal berikutnya nan perlu diperhatikan adalah kenyamanan bayi. Jika mereka tetap cukup mini dan belum bisa duduk, pastikan untuk menidurkannya dengan nyaman di pangkuan Bunda.
Tapi seumpama bayi sudah cukup besar untuk duduk, pastikan dia duduk di permukaan nan nyaman.
3. Beri distraksi nan tepat
Jika memang perlu, sediakan mainan dan barang-barang lain nan disukai bayi untuk mengalihkan perhatiannya. Bunda juga bisa menyanyi namalain membujuk bayi berbincang untuk membantunya tetap tenang.
4. Sesuaikan panjang rambut bayi
Perhatikan Bunda, jika rambut bayi sudah terlalu panjang, sebaiknya dipotong pendek terlebih dulu agar lebih mudah dicukur. Setelah itu, mulailah mencukur dalam beberapa bagian dan lanjutkan setelah satu bagian selesai.
5. Tetap hati-hati dan jangan terburu-buru
Bunda dapat menyabuni kepala bayi dengan sampo nan lembut lantaran dapat mempermudah dan mempercepat proses pencukuran.
Jangan lupa untuk tetap ekstra hati-hati lantaran proses pencukuran rambut rentan menyebabkan luka. Mencukur kepala bayi dengan trimmer bakal menjadi pilihan nan lebih baik lantaran akibat luka lebih kecil.
Saat kepala bayi dicukur, bersihkan rambut nan jatuh di wajah bayi lantaran dapat menyebabkan iritasi namalain gatal. Jangan lupa untuk melembapkan kepala bayi dengan minyak namalain pelembap untuk mencegah gatal dan kekeringan setelah rambutnya dicukur.
Nah, demikian ulasan tentang boleh namalain tidaknya rambut bayi tidak dicukur. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kepercayaan masing-masing family saja ya, Bunda. nan tak kalah penting, perhatikan juga rutinitas membersihkan kepala bayi. Semoga bermanfaat!
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)