Benarkah Berat Badan Ibu Dapat Memengaruhi Keberhasilan Menyusui? Simak Hasil Studi

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ada banyak aspek nan dapat memengaruhi keberhasilan menyusui. Salah satunya adalah nutrisi Bunda selama mengASIhi.

Sering kali, aspek nutrisi ini juga dikaitkan dengan berat badan ibu. Misalnya, Bunda dengan berat badan kurang namalain berlebih bakal kesulitan untuk memproduksi ASI.

Lantas, benarkah berat badan ibu dapat memengaruhi keberhasilan menyusui ya, Bunda?

Perlu diketahui dulu, pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan di enam bulan pertama kehidupan anak. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyusui eksklusif adalah salah satu langkah paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.

"ASI adalah makanan nan ideal untuk bayi. ASI aman, bersih, dan mengandung antibodi nan membantu melindungi tubuh dari banyak penyakit umum pada masa kanak-kanak," demikian kata WHO dalam laman resminya.

Ya, ASI mengandung makronutrien dan mikronutrien nan dibutuhkan bayi untuk tumbuh optimal. Pemberian ASI secara langsung juga dapat meningkatkan bonding antara ibu dan anaknya.

Berat badan ibu dan keberhasilan menyusui

Keberhasilan menyusui sering kali dikaitkan dengan kualitas dan jumlah ASI nan baik. Korelasinya juga dihubungkan dengan pola hidup sehat hingga berat badan ibu selama masa menyusui.

Nah, studi belum lama ini membahas kaitan tersebut, Bunda. Secara khusus, studi nan diterbitkan di jurnal Advances in Nutrition tahun 2024 ini mengulas literatur nan sudah ada untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara ukuran tubuh ibu dan proses menyusui, termasuk waktu pemberian ASI, jumlah ASI nan diproduksi, dan pemberian ASI langsung dari ibu.

Melansir dari laman News Medical, studi ini berupaya untuk mengeksplorasi dugaan bahwa obesitas dan kelebihan berat badan, serta kekurangan berat badan, dapat menghalang keberhasilan menyusui.

Studi setidaknya meneliti 122 artikel, dengan total lebih dari 42.500 subjek. Usia rata-rata ibu menyusui antara 20 hingga 35 tahun, dengan indeks massa tubuh (IMT) rata-rata berkisar antara 16,7 hingga 31,3, di mana persentase massa lemak antara 15,5 hingga 45,4. Penulis studi silam menemukan bahwa sebagian besar penelitian berfokus pada pemberian ASI langsung dari ibu.

Kemudian, hasil studi mengungkap, ibu dengan berat badan kurang namalain sehat mempunyai kemungkinan 35 persen lebih mini mengalami keterlambatan dalam memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu nan obesitas namalain kelebihan berat badan. Sementara itu, tidak ada hubungan antara waktu pemberian ASI dengan suplai nan melimpah dan berat badan ibu.

Dari semua ulasan, ditemukan satu tulisan nan menyertakan bayi prematur dengan ibu nan kelebihan berat badan namalain obesitas. Menariknya, tulisan tersebut menangkap hubungan terbalik antara produksi ASI dan IMT ibu sebelum hamil, Bunda.

"Pada hari ketujuh pasca persalinan, volume ASI rata-rata secara signifikan lebih tinggi pada ibu dengan IMT kurang dari 27, jika dibandingkan ibu dengan IMT lebih dari 27 (volume ASI masing-masing 393mL dan 195mL)," demikian isi ulasan tersebut.

Sayangnya, penelitian ini tidak bisa menjabarkan secara perincian kaitan berat badan ibu dengan keberhasilan menyusui. Para peneliti sendiri menemukan adanya akibat bias nan tinggi, termasuk info tidak tepat nan dapat merusak banyak penelitian. Selain itu, ibu nan obesitas namalain kelebihan berat badan secara konsisten kurang terwakili dalam penelitian ini.

Penelitian di masa mendatang perlu dilakukan untuk merancang intervensi jika memang ditemukan hubungan antara berat badan ibu dan produksi ASI. Penelitian di masa mendatang juga kudu berfokus pada penyediaan bukti keberhasilan strategi seperti olahraga, diet anti-inflamasi, dan manajemen stres pada laktasi.

Ilustrasi MenyusuiIlustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Menyusui justru dapat membantu penurunan berat badan secara alami

Berdasarkan hasil penelitian, tidak diketahui secara pasti hubungan berat badan ibu dan keberhasilan menyusui. Sebaliknya, menyusui justru dapat memengaruhi berat badan ibu setelah melahirkan.

Menyusui eksklusif, misalnya, dapat membantu menurunkan berat badan. Penelitian nan diterbitkan dalam Medical Clinics of North America tahun 2016 menunjukkan, Bunda nan menyusui secara eksklusif condong membakar rata-rata 500 kalori tambahan setiap hari.

Hal tersebut setara dengan mengurangi makan kecil, camilan besar, namalain melakukan 45 sampai 60 menit latihan corak intensitas dengan sedang. Demikian seperti melansir dari Healthline.

Selain itu, menyusui secara eksklusif setidaknya selama 3-6 bulan juga dapat membantu menurunkan berat badan lebih banyak dibandingkan pemberian susu formula namalain kombinasi keduanya. Menyusui mungkin juga mempunyai pengaruh jangka panjang nan positif pada berat badan Bunda.

Tetapi perlu diingat ya, penurunan berat badan selama menyusui tetap bakal dipengaruhi asupan makan. Pemilihan makanan nan sehat tetap diperlukan untuk membantu membakar lemak usai melahirkan.

Gaya hidup nan dapat memengaruhi produksi ASI

Secara umum, keberhasilan menyusui dapat dipengaruhi oleh style hidup sehat. Berikut beberapa kebiasaan jelek nan dapat berakibat negatif pada kualitas dan jumlah ASI, seperti melansir dari beberapa sumber:

1. Merokok

Ada bukti menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok dapat mengubah komposisi ASI dan apalagi dapat menurunkan produksinya. Jumlah nikotin dalam ASI ini bakal bervariasi, tergantung seberapa sering Bunda merokok. Selain itu, merokok saat menyusui juga dapat memengaruhi kesehatan Bunda.

2. Konsumsi alkohol

Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan konsumsi minuman beralkohol selama menyusui. Sebab, kandungan alkohol dapat melewati ASI dan masuk ke dalam tubuh bayi.

3. Konsumsi bahan herbal tanpa konsultasi dokter

Setidaknya, ada tiga bahan herbal nan perlu dihindari selama menyusui, adalah peppermint, daun peterseli, dan sage. Ketiga bahan herbal tersebut dikenal sebagai anti-galactagogue, namalain nan dapat menurunkan produksi ASI.

4. Diet ketat

Diet ketat sangat tidak dianjurkan selama masa menyusui. Diet ketat di mana asupan makan dibatasi dapat secara tak langsung memengaruhi pasokan ASI untuk diberikan ke anak.

5. Stres

Stres dan kekhawatiran dapat menghalang produksi ASI, Bunda. Stres sering kali membikin seorang Bunda enggan makan namalain minum, sehingga kekurangan kalori dan mengalami dehidrasi. Kedua kondisi tersebut secara tidak langsung juga dapat memengaruhi produksi ASI.

Demikian penjelasan mengenai studi mengenai berat badan ibu dan keberhasilan menyusui. Semoga info ini berfaedah ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027