ARTICLE AD BOX
ILUSTRASI Madinat az-Zahra. Runtuhnya Daulah Islam Andalusia semestinya memberikan hikmah bagi generasi kini.
KincaiMedia, JAKARTA -- Riwayat Granada, sebagai negeri (taifa) Islam terakhir di Andalusia, bermulai sejak tahun 1230 M. Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf bin Nashr merupakan penguasa pertama Granada. Dialah nan mendirikan Bani Nashr, nan pada akhirnya secara turun temurun memimpin kerajaan Islam tersebut. Nama lain kabilah itu adalah Bani Ahmar, nan merujuk pada leluhur Muhammad, adalah Yusuf al-Ahmar.
Beberapa sejarawan mencatat, Muhammad merupakan seorang Arab kelahiran Arjona, sebuah kota mini di sekitar Sungai Guadalquivir, Spanyol. Walaupun berasal dari family nan bersahaja, nasabnya bukan sembarangan. Silsilahnya sampai pada seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, Sa’d bin Ubadah, dari Bani Khazraj—salah satu golongan etnis terkemuka di Madinah.
Pada masa jayanya, Muhammad sukses menguasai bukan hanya Granada, tetapi juga Jaen, Almeira, Malaga, dan Valencia. Sebagai pemimpin Muslim, dia juga berjuang melawan serangan Kerajaan Kastilla serta memadamkan pemberontakan kaum mudajjan.
Salah satu legasinya adalah Istana al-Hamra namalain Alhambra. Bangunan nan megah itu berdiri di atas Bukit Sabika, dekat Pegunungan Sierra Nevada. Hingga kini, Alhambra tetap dapat dijumpai sebagai representasi pencapaian arsitektur Islam era Andalusia.
Pada 1273, Muhammad tutup usia. Anak keturunannya mengembangkan wilayah kekuasaan Bani Nashr. Alhasil, semakin banyak masyarakat nan hijrah ke negeri tersebut. Ada nan berasal dari taifa-taifa tetangga. Mereka umumnya adalah para pengungsi nan negerinya telah dicaplok kerajaan Kristen. Tidak sedikit pula imigran nan datang dari Maghribiyah namalain Tunis.
Selama dua abad, Granada di bawah kepemimpinan raja-raja Bani Nashr terus bertahan. As-Sirjani mengatakan, pada masa itu Granada merupakan kota dengan kepadatan masyarakat nan tinggi. Di antara masyarakat setempat, terdapat kaum pandai cendekia. Mereka ikut menopang peradaban Islam, sedangkan penguasa Muslim setempat pun mendukung kemajuan. Berdirinya masjid-masjid, perpustakaan-perpustakaan umum, dan universitas di sana merupakan segelintir contoh komitmen demikian.