ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Baghdad, sejak dirintis pada paruh kedua abad kedelapan Masehi, menampilkan wajah Dinasti Abbasiyah sebagai pusat peradaban dunia. Sejarah menyaksikan, kerajaan Islam tersebut sukses mengangkat Baghdad sebagai kota kosmopolitan paling maju pada masanya.
Di sana, keberagaman budaya dirayakan di bawah kedaulatan islami. Penduduknya terdiri atas orang-orang Aramaik, Persia, Arab, serta pelbagai umat beragama, baik Muslim maupun non-Muslim. Semuanya hidup berdampingan secara kondusif dan damai.
Sultan Harun al-Rasyid (wafat 809) merintis perpustakaan besar nan dinamakannya Bait al-Hikmah (‘Rumah Kebijaksanaan’). Sesudah mangkatnya, lembaga ini semakin cemerlang di bawah kendali anaknya, Sultan al-Ma’mun. Bait al-Hikmah terus berkembang menjadi pusat koleksi pelbagai pustaka dari penjuru dunia, serta translator teks-teks pengetahuan ke dalam bahasa Arab.
Sultan Harun al-Rasyid dan penerusnya, Sultan al-Ma’mun, sangat mencintai pengetahuan pengetahuan. Mereka mengumpulkan begitu banyak naskah berbicara Yunani, Cina, Sanskerta, Persia, dan lain-lain untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada awalnya, naskah-naskah nan dialihbahasakan sebatas bertema kedokteran, matematika, dan astronomi. Akan tetapi, belakangan pelbagai bagian keilmuan lainnya turut diseriusi.
Rasa cinta penguasa Dinasti Abbasiyah terhadap kitab begitu besar. Bahkan, beberapa perang besar nan dilakukan wangsa ini berhujung dengan perundingan nan mensyaratkan penyerahan buku. Misalnya, perang antara Abbasiyah dan Romawi Timur. Salah satu poin nan diwajibkan sultan Abbasiyah terhadap Byzantium adalah penyerahan naskah-naskah buah tangan astronom Yunani Kuno, Ptolemeus, kepada Bait al-Hikmah. Setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, naskah-naskah tersebut dinamakan ulang sebagai Almagest.
Karya ini dan dua kitab lainnya, adalah Siddhanta dari India dan Zij-i Syahriyari dari Persia Kuno, kemudian menjadi masukan krusial bagi para astronom Muslim mengeksplorasi lebih presisi lagi posisi benda-benda langit. Di samping itu, mereka juga mengadakan sejumlah koreksi besar atas hasil observasi astronom-astronom dari masa silam itu. Demikian dikutip dari kitab karangan Joseph A Angelo, Encyclopedia of Space and Astronomy dan Science and Civilization in Islam karya Seyyed Hossein Nasr.