Apakah Bunda Mastitis Saat Menyusui Perlu Konsumsi Antibiotik?

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kondisi mastitis pada ibu menyusui bisa terjadi kapan saja. Lantas, ketika mengalaminya, apakah Bunda mastitis saat menyusui perlu konsumsi antibiotik ya, Bun?

Sebagai pejuang ASI, kondisi tersebut memang tidaklah mudah dilalui ya, Bunda. Deretan tantangan bisa saja dialami, termasuk akibat mastitis nan sangat menyakitkan. 

Ya, ketika area tetek ibu menyusui tidak mengeluarkan cukup cairan, perihal ini dapat menyebabkan peradangan dan kondisi nan disebut mastitis. Dalam kasus nan lebih parah, kuman dapat mulai tumbuh dan menyebabkan infeksi.

Apa itu mastitis?

Kondisi mastitis dikenal dalam dua jenis ya, Bunda, adalah jangkitan dan non-infeksi. Mastitis jangkitan adalah jangkitan pada tetek nan sering kali disebabkan oleh saluran nan tersumbat namalain stasis susu (susu tidak dapat mengalir dengan baik melalui payudara). Di waktu lain, mastitis disebabkan oleh kuman dari mulut bayi nan menembus kulit ibu melalui luka pada puting. 

Bakteri nan paling bertanggung jawab atas penyakit ini adalah Staphylococcus aureus (S. aureus) dan coagulase-negative Staphylococci, di mana nan pertama lebih mungkin terjadi. 

Ada kemungkinan, tetapi jarang, bahwa strain Escherichia coli adalah penyebabnya. Mastitis juga dapat disebabkan oleh pelekatan nan jelek sehingga saluran tidak dikosongkan dengan betul namalain sistem kekebalan tubuh nan lemah, biasanya lantaran kelelahan namalain stres. Infeksi menyebar dengan mudah di tetek lantaran kadar laktosa nan tinggi dalam ASI, jadi krusial untuk mencari pertolongan jika gejalanya tidak lenyap dalam satu namalain dua hari seperti dikutip dari laman Lactationlab.

Mastitis non-infeksi, nan jauh lebih jarang terjadi, biasanya terjadi akibat ektasia duktus, adalah ketika tembok saluran susu menebal saat saluran melebar. Salah satu penyebab mastitis non-infeksi adalah peralatan asing, seperti implan tetek namalain tindik puting, nan menyebabkan iritasi silam infeksi. Mastitis non-infeksi juga dapat berupa peradangan akibat stagnasi ASI, namun ini dapat segera berkembang menjadi mastitis infeksi. Gejala mastitis infeksius dan non-infeksius nyaris sama.

Kenali indikasi mastitis

Gejala mastitis nan dirasakan saat menyusui bisa meliputi pembengkakan, rasa hangat, terbakar, kemerahan, namalain nyeri. Dalam kondisi mastitis, Bunda mungkin juga mengalami demam, indikasi seperti flu, namalain nyeri umum. Jika Bunda mengalami salah satu indikasi ini, segera beri tahu master Bunda.

Mastitis dapat dimulai dengan peradangan nan dapat diobati dengan obat-obatan seperti ibuprofen. Jika indikasi bersambung selama lebih dari 24 jam namalain bertambah parah, hubungi master sesegera mungkin. Kemungkinan, master bakal merekomendasikan antibiotik.

Bagaimana mastitis diobati?

Pengobatan mastitis meliputi kompres dingin dan antibiotik, disertai dengan pemberian ASI nan sering, istirahat, banyak cairan, dan obat pereda nyeri antiradang.

Bila master meresepkan antibiotik untuk mastitis, krusial untuk menghabiskan seluruh dosis nan diresepkan. Jika Bunda tidak merasa lebih baik dalam waktu 72 jam setelah mulai mengonsumsi antibiotik, bicarakan dengan master mengenai pengobatan terbaik. Mungkin saja, untuk mengobatinya memang diperlukan antibiotik namalain pendekatan pengobatan lain.

Sebagai ibu menyusui, banyak para ibu merasa resah antibiotik bakal masuk ke dalam ASI dan memengaruhi bayi. Sehingga, tak sedikit dari mereka tidak minum obat namalain berhujung lebih awal dari nan dianjurkan. Namun, antibiotik nan diberikan untuk mengobati mastitis umumnya tidak menimbulkan masalah bagi bayi nan menyusui seperti dikutip dari laman Healthychildren.

Ditambah lagi, kegagalan untuk menghabiskan antibiotik dapat meningkatkan kemungkinan Bunda mengalami bagian jangkitan lainnya. Infeksi tetek nan berulang namalain tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut, nan dapat memengaruhi produksi ASI apalagi pada kehamilan dan pengalaman menyusui di masa mendatang.

Idealnya, pengobatan bakal dimulai dalam waktu 24 jam sejak timbulnya indikasi (namun, rasa sakit dan peradangan dapat lenyap kapan saja) dan pada awalnya bakal melibatkan obrolan dengan master untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah tersebut.

Perawatan kemudian bakal diberikan dan dapat mencakup penggunaan terapi USG, pijatan lembut namalain drainase limfatik, saran mengenai posisi bayi untuk menyusu, teknik penanganan berdikari (untuk mempercepat pemulihan dan mencegah kekambuhan), dan penggunaan plester penyangga pada payudara. Pendekatan ini telah terbukti sangat efektif dalam meredakan gejala, seperti dikutip dari laman Beachespelvic.physio.

Haruskah tetap menyusui saat mastitis?

Penting untuk terus menyusui namalain memeras ASI saat Bunda mengalami mastitis. Sebab, menyusui nan sering membantu menguras tetek Bunda dan mencegah jangkitan memburuk. Bayi Bunda tidak bakal terluka dengan meminum ASI Bunda.

Jika terlalu menyakitkan untuk menyusui bayi pada tetek nan terinfeksi, pindahlah ke tetek nan lain. ASI kudu dikosongkan dari tetek baik oleh bayi namalain dengan langkah diperah namalain dipompa. Berhati-hatilah untuk tidak memeras ASI sesuai dengan nan biasa dimakan bayi dan jangan memerasnya secara berlebihan.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027