ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Mengajarkan anak dua bahasa bakal memberikan kegunaan bagi Si Kecil di masa depannya nanti. Namun, terkadang ada beberapa kesalahan nan dilakukan orang tua ketika mengajarkan mereka secara bilingual.
Ketika Bunda dan Ayah tidak mengajarkan anak dua bahasa dengan baik, mereka bakal mengalami keterlambatan dalam berbincang namalain speech delay. Hal ini turut diungkapkan oleh master mahir anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A.
"Orang tua tentunya berambisi anak-anak mempunyai segudang prestasi, termasuk di antaranya bahasa. Namun mengajari anak sedari awal dengan menggunakan dua Bahasa sekaligus (bilingual) dapat menjadikan anak bingung dan akhirnya justru menjadi terlambat bicara," kata dr. Dian pada HaiBunda, baru-baru ini.
Dilansir dari laman Parents, mengajarkan anak dua bahasa turut meningkatkan kegunaan otak Si Kecil. Mereka bakal lebih baik dalam perihal perencanaan, pemecahan masalah, konsentrasi, dan multitasking.
Keunggulan kognitif ini pun sudah bisa dilihat sejak usia dini. Bayi nan berada di lingkungan dua bahasa telah menunjukkan kelebihan ini sejak usia tujuh bulan, dibandingkan dengan anak lain nan hanya menguasai satu bahasa.
Meski begitu, tanpa disadari Bunda dan Ayah mungkin melakukan beragam kesalahan ketika mengasuh anak dengan dua bahasa. Apa saja deretannya, ya?
Kesalahan membesarkan anak dalam dua bahasa
Dikutip dari laman Huffpost, kreator Bilingual Kidspot sekaligus Bunda dua anak bilingual, Chontelle Bonfiglio, menjelaskan ada beberapa kesalahan membesarkan anak dalam dua bahasa. Berikut ini deretannya:
1. Mengira anak otomatis menjadi bilingual
Salah satu kesalahan paling umum nan dilakukan orang tua adalah mereka berpikir bahwa lantaran anak berbincang suatu bahasa, mereka bisa secara otomatis menularkannya kepada anak. Hal ini bukanlah pemikiran nan tepat, Bunda.
Membesarkan anak bilingual memerlukan upaya dan banyak kesabaran. Jika anak hanya menerima begitu saja, mereka bakal menjadi bilingual pasif. Artinya, anak mengerti apa nan Bunda katakan, tetapi tidak bisa membalasnya.
Bunda perlu menghabiskan waktu berdampingan Si Kecil terus-menerus dan berbincang dengan mereka. Ajak juga anak membaca, melakukan aktivitas, dan perihal lain nan mendorong mereka untuk berbincang dalam bahasa tersebut.
2. Berpikir TV bakal mengajari anak bahasa
Anak-anak memerlukan hubungan dengan manusia untuk belajar bahasa. Menempatkan mereka di depan TV saja tentu tidak bakal mengajari mereka bahasa tersebut.
Jika anak sudah mempunyai pemahaman dasar, maka pastikan beberapa saluran TV bisa membantu memperbaikinya. Namun, berbicara, membaca, dan bermain berdampingan anak adalah metode terbaik.
3. Membeli mainan nan mahal
Anak-anak tidak memerlukan banyak mainan mahal. Beberapa perihal sederhana pun bisa digunakan untuk membantu perkembangan bahasanya.
Hal utama nan bisa Bunda gunakan adalah buku. Membaca berdampingan Si Kecil adalah salah satu langkah terbaik untuk membangun kosa kata mereka dan membantu pemahaman mereka.
4. Terlalu mengoreksi anak
Dengan mengoreksi anak setiap kali mereka melakukan kesalahan, Bunda menghentikan alur bicara dan mengganggu mereka. Pastikan Bunda memperbaiki kesalahan krusial namun tahu kapan kudu membiarkan beberapa hal.
5. Tidak konsisten
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Salah satu kesalahan utama nan dilakukan orang tua ketika membesarkan anak dengan dua bahasa adalah tidak konsisten. Jika Bunda berencana mengajarkan anak dua bahasa, maka teruskanlah tujuan tersebut.
Metode apapun nan Bunda gunakan, tetaplah konsisten menggunakannya. Sama seperti apapun dalam hidup, berlatih bakal membuatnya menjadi sempurna.
6. Berpikir sudah terlambat
Jangan pernah berpikir sudah terlambat untuk mengajari anak dua bahasa. Ada banyak perihal nan bisa Bunda lakukan untuk bisa mengenalkan bahasa baru dan memberi mereka paparan nan cukup bagi anak menjadi bilingual.
Semakin muda usia anak tentu pelajaran nan diserap pun bakal semakin mudah. Meski begitu, anak-anak bisa belajar bahasa pada usia berapapun, begitu juga dengan orang dewasa.
7. Mendengarkan komentar namalain saran negatif
Akan selalu ada orang nan menanggapi style pengasuhan Bunda. Ada pula begitu banyak mitos tentang membesarkan anak-anak secara bilingual dan tidak sedikit orang nan mempunyai pendapat nan sama. Bunda perlu mengabaikan komentar dan saran negatif apa pun dan konsentrasi pada hal-hal positif.
8. Menyerah
Membesarkan anak dengan dua bahasa mungkin tampak susah pada awalnya. Namun, semua bakal sia-sia jika Bunda menyerah.
Ketahuilah bahwa anak tidak belajar bahasa dalam semalam. Jadi, jangan langsung mengharapkan hasilnya secara instan.
9. Menahan beban sendirian
Ketika Bunda merasa mengajari anak dua bahasa sudah sangat berat, jangan merasakan beban tersebut sendirian, ya. Jika perlu, Bunda bisa mencari support dari orang lain.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)