7 Tanda Anak Sedang Berjuang Dengan Kesehatan Mentalnya

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Masalah kesehatan mental pada anak anak-anak mungkin susah disadari oleh orang tua. Akibatnya banyak anak tidak mendapatkan support nan mereka butuhkan. Apa saja tanda-tanda anak sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya? 

Dikutip dari Mayo Clinic, kesehatan mental adalah kesejahteraan menyeluruh dari langkah seseorang berpikir, mengelola perasaan, dan berperilaku. Masalah kesehatan mental merupakan pola namalain perubahan dalam berpikir, merasakan, namalain berperilaku nan menyebabkan tekanan namalain menghalangi skill untuk bertindak.

Kondisi kesehatan mental pada anak-anak paling sering didefinisikan sebagai keterlambatan namalain perubahan dalam berpikir, perilaku, skill sosial, namalain pengendalian emosi.

Adanya masalah-masalah ini renta membikin anak-anak tertekan, serta mengganggu skill mereka untuk bertindak dengan baik di rumah, di sekolah, namalain di lingkungan sosial lainnya.

Hambatan dalam mengatasi masalah kesehatan mental anak

Sulit untuk mendeteksi kondisi kesehatan mental pada anak-anak lantaran pertumbuhan mereka nan unik adalah proses nan melibatkan perubahan. Selain itu, indikasi suatu kondisi mungkin berjuntai pada usia anak.

Anak-anak nan tetap terlalu muda mungkin tetap belum dapat mengungkapkan emosi mereka namalain menjelaskan kenapa mereka berperilaku dengan langkah tertentu.

Kekhawatiran tertentu juga dapat menghalangi orang tua untuk mendapatkan perawatan bagi anak nan mungkin mempunyai masalah kesehatan mental. Terutama nan berangkaian dengan stigma, biaya perawatan, namalain masalah dalam mendapatkan bantuan.

Statistik tentang masalah kesehatan mental anak

Dikutip dari Yahoo Life, penelitian dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children menemukan bahwa sebagian besar orang tua di Inggris dengan anak-anak berumur di bawah 5 tahun merasa resah tentang kesejahteraan emosional dan mental anak mereka.

Untuk orang tua dari anak-anak berumur enam hingga 11 tahun, 56 persen responden mengatakan bahwa mereka merasa resah tentang kesehatan mental anak-anaknya. Sementara itu, 47 persen orang tua dari anak-anak berumur antara 12 dan 17 tahun juga menyatakan kekhawatiran nan sama.

Statistik tambahan dari info National Health Services (NHS) UK terkini mengungkapkan bahwa 18 persen anak-anak berumur 7-16 tahun dan sebagian orang dewasa awal di usia 17-24 tahun kemungkinan mempunyai masalah kesehatan mental.

Tanda-tanda anak sedang menghadapi masalah mental

Berikut beberapa perubahan perilaku nan bisa menjadi tanda bahwa anak sedang berjuang menghadapi masalah mental, Bunda:

1. Tiba-tiba menjadi sangat ceria

Menurut psikolog Barbara Santini, seorang anak nan tiba-tiba menjadi sangat ceria namalain mau menyenangkan orang lain mungkin menyembunyikan tekanan jiwa nan dalam. 

"'Kompensasi berlebihan' emosional ini mungkin merupakan langkah mereka menghindari konfrontasi namalain menyembunyikan emosi mereka nan sebenarnya," kata Santini.

2. Terobsesi dengan rutinitas tertentu

Tanda lainnya adalah anak nan mengembangkan obsesi dengan rutinitas. "Meskipun beberapa struktur adalah perihal nan normal, seorang anak nan menjadi resah namalain tertekan ketika rutinitasnya terganggu mungkin sedang menghadapi kekhawatiran nan mendasarinya namalain kebutuhan untuk mengendalikan," jelas Santini. 

Hal ini sering kali berasal dari emosi tidak aman, nan dapat terwujud dalam perilaku nan mungkin dianggap tidak berbahaya.

3. Punya rasa takut nan tidak biasa

Anak-anak nan mempunyai rasa takut tidak biasa, seperti tiba-tiba menjadi takut terhadap peralatan namalain aktivitas umumnya mungkin menandakan bahwa mereka merasa kewalahan secara emosional.

"Rasa takut ini dapat disalahartikan sebagai fase perkembangan, tetapi pada kenyataannya, rasa takut ini dapat menjadi ekspresi dari perjuangan mental nan lebih dalam," jelas Santini.

4. Semakin sering menyendiri

Mengenal Kekerasan Emosional pada Anak, Tak Disadari Dilakukan Orang TuaIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix

Menurut psikiater anak dan remaja, Dr. Hayley van Zwanenberg, Bunda dan Ayah juga perlu mewaspadai jika anak terlalu sering mengisolasi diri.

"Perhatikan juga jika suasana hatinya terus-menerus jelek dan tampak kurang energi, lantaran ini dapat menjadi corak kesulitan untuk melakukan apa pun," kata Dr. Hayley.

5. Perubahan dalam langkah bertindak

Satu perihal nan perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan dalam langkah anak mereka biasanya berperilaku namalain bertindak. Apakah anak berperilaku dengan langkah nan berbeda?

Misalnya saat anak jadi lebih sering menarik diri namalain lebih jarang membicarakan sesuatu dari biasanya? Perhatikan juga nafsu makan namalain pola tidur anak. Adanya masalah pada kesehatan mental anak rentan memicu perubahan pada hal-hal tersebut. 

6. Perasaan sedih nan berkepanjangan

Kekhawatiran juga dapat muncul ketika seorang anak tidak bisa beranjak dari kesedihan nan berkepanjangan namalain suasana hati nan buruk, serta kehilangan minat pada aktivitas nan sebelumnya mereka nikmati. 

Anak nan sedang berjuang pada kesehatan mentalnya juga mungkin jadi lebih mudah capek dalam jangka waktu nan lama.

7. Kurangnya motivasi

Perhatikan motivasi anak jika semakin menurun namalain apalagi jadi meninggalkan aktivitas favoritnya. Kecemasan namalain depresi rentan membikin anak mudah berpikir negatif, sehingga mulai meninggalkan hal-hal nan sebelumnya disukai.

Cara mendampingi anak dengan masalah mental

Dikutip dari Very Well Mind, ada beberapa langkah nan dapat dilakukan orang tua untuk mendampingi anak dengan masalah kesehatan mental, termasuk seperti: 

1. Ajak anak bicara

Jika usia anak sudah cukup besar, bicaralah dengan mereka dan tanyakan apa nan mereka rasakan. Kesampingkan dulu rasa marah Bunda jika anak mulai membikin ulah. 

Beri tahu mereka bahwa Bunda bakal selalu ada, termasuk jika mereka mau berbincang namalain memerlukan dukungan.

Apabila anak saat itu tidak terbuka untuk berbicara, bakal sangat membantu jika Bunda mempunyai langkah lain untuk terhubung, seperti melakukan suatu aktivitas bersama. Misalnya, dengan melukis namalain membikin kue bersama, nan dapat meningkatkan bonding sekaligus membantu anak mengekspresikan apa nan mereka rasakan.

2. Cari langkah untuk saling terbuka

Perawat kesehatan mental anak dan remaja, Ali Curtis, mengatakan bahwa beberapa orang tua merasa terbantu untuk menggunakan alur cerita movie namalain buletin utama untuk memulai percakapan nan sulit.

"Sangat krusial bagi orang tua untuk bersikap terbuka dan jujur ​​serta mendiskusikan apa nan sedang dikhawatirkan," ungkap Curtis. 

3. Lakukan konsultasi ke jasa profesional

Bawa anak ke penyedia jasa kesehatan seperti master anak, master keluarga, penyedia jasa kesehatan primer, namalain terapis. Mereka dapat membantu mencari tahu kondisi kesehatan mental namalain merujuk ke mahir lain jika perlu.

Tenaga mahir bakal mengusulkan pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan family anak, berbincang dengan anak, dan melakukan tes namalain pemeriksaan jika diperlukan. 

Jika anak mempunyai pemeriksaan dengan kondisi kesehatan mental tertentu, krusial untuk memberinya perawatan nan dibutuhkan. Misalnya mencakup terapi, perubahan style hidup, support sosial, pendidikan, dan dalam beberapa kasus, pengobatan.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027