7 Kesalahan Orang Tua Bisa Menghambat Kreativitas Anak Menurut Pakar

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kreativitas menjadi bagian nan sangat krusial untuk perkembangan anak. Kreativitas dapat meningkatkan skill kognitif otak. Menurut penelitian, berpikir imajinatif dapat membantu otak kita mengembangkan hubungan saraf dan mempelajari konsep-konsep baru.

Selain itu, aktivitas imajinatif dapat meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan anak. Sebuah penelitian di Brooklyn College menemukan bahwa menggambar membantu anak-anak menjadi tenang setelah mengingat kembali kenangan nan menyedihkan.Ketika orang-orang konsentrasi pada proyek kreatif, mereka condong merasa lebih senang dan melaporkan bahwa mereka 'berkembang pesat'.

Menurut Direktur pendiri Hunter College Center for Gifted Studies and Education, City University of New York, Dona Matthews Ph.D., anak-anak dan orang dewasa nan belajar berpikir imajinatif lebih baik dalam memecahkan masalah dan menghadapi tantangan, Bunda.

"Mereka lebih bahagia, mempunyai rasa kesejahteraan nan lebih kuat, tidak terlalu cemas, lebih tangguh, dan mempunyai sistem kekebalan nan lebih kuat," kata Dona dikutip dari Psychology Today.

Namun, dalam perjalanan merawat dan mendidik anak, lagi-lagi tidak ada orang tua nan sempurna. Ada beberapa kesalahan nan mungkin tanpa sadar orang tua lakukan dan rupanya bisa menghalang produktivitas anak. Apa saja kesalahan-kesalahan tersebut? 

Kesalahan orang tua bisa menghalang produktivitas anak

Berikut kesalahan-kesalahan nan tanpa disadari dilakukan orang tua bisa menghalang produktivitas anak seperti dilansir beragam sumber:

1. Selalu mengiyakan permintaan anak

Selalu mengiyakan permintaan anak tanpa meminta anak menyampaikan argumennya rupanya bisa menghalang produktivitas mereka, Bunda. Menurut seorang psikolog organisasi di Wharton School of the University of Pennsylvania, Adam Grant, anak-anak nan tumbuh dengan orang tua nan sering tidak setuju, dengan langkah nan konstruktif, dapat menjadi orang dewasa nan lebih kreatif.

"Anak-anak seperti itu juga dapat menjadi lebih handal secara mental," tulis Grant dalam esai New York Times tahun 2017.

Dengan berdebat, tidak berfaedah berteriak dan menjerit. Sebaliknya, idenya adalah untuk menjadi contoh obrolan nan produktif bagi anak-anak, obrolan di mana kedua belah pihak terlibat dalam percakapan, saling mendengarkan dan, idealnya, mencapai konsensus nan sehat.

"Tumbuh dalam rumah tangga dengan ketegangan nan produktif dapat menunjukkan kepada anak-anak bahwa pertengkaran tidak selalu menciptakan berantem nan berkepanjangan, dan dapat mengarah pada cara-cara imajinatif untuk memecahkan masalah," kata Grant, dikutip dari CNBC Make It.

2. Terlalu banyak aturan

Seorang kontributor di Huffington Post yang juga seorang mahasiswa dari Yale University, Kina Zhou, menceritakan pengalaman pribadi mengenai orang tuanya. Menurutnya, di masa kecil, orang tuanya terlalu banyak aturan.

"Ibu saya selalu membikin agenda tertulis untuk saya, hingga menit saya kudu bangun. Jadwalnya selalu sama, satu jam berlatih piano, dua jam mengerjakan tugas sekolah, dan satu jam berlatih biola. Terkadang jika saya beruntung, dia bakal menjadwalkan satu jam untuk aktivitas seni," tulisnya dikutip dari Huff Post.

Dengan selalu diberi tahu apa nan kudu dilakukan saat tetap kecil, anak tidak pernah berpikir sendiri, mereka hanya mengikutinya. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa orang tua dari anak-anak nan sangat imajinatif mempunyai rata-rata kurang dari satu aturan.

Dipaksa mengikuti begitu banyak patokan saat tetap mini mungkin dapat menghalangi skill anak untuk berpikir di luar kotak dan berpikiran terbuka.

3. Anak dipaksa melakukan hal-hal nan tidak disukai

Anak boleh saja berprestasi dalam beragam bidang, tapi apakah orang tua bertanya ke anak, itu ah nan mereka senangi? Faktanya, sebagian orang tua tidak sadar dalam perihal ini. Ternyata, anak merasa terpaksa melakukan hal-hal nan tidak dia sukai.

Ada perbedaan antara menjadi sangat terampil dan menjadi orisinal. "Jika Anda memaksa anak Anda untuk menjadi dokter, nan paling Anda dapatkan adalah seorang master dengan skill luar biasa, tetapi bukan seseorang nan menemukan obat kanker. Kreativitas berasal dari hasrat, dan antusiasme hanya datang dari dalam," kata Zhou.

4. Jarang ajak anak keluar rumah

5 Hal Tak Boleh Dilakukan Ayah saat Anak Perempuan Usia 5 TahunIlustrasi/Foto: Getty Images/Edwin Tan

Berkemah, mendaki, dan bersepeda rupanya mempunyai kegunaan besar untuk menggali produktivitas anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa melangkah kaki sebenarnya meningkatkan buahpikiran kreatif.

Hal ini dapat dijelaskan dengan kimia sederhana adalah ketika kita berjalan, jantung kita memompa lebih cepat. Inilah nan menyebabkan lebih banyak oksigen mengalir ke tubuh kita, termasuk pikiran kita.

5. Tidak membiarkan anak punya waktu senggang

Membuat anak mempunyai segudang agenda dari pagi hingga malam membikin mereka kekurangan waktu untuk bisa 'melamun'. Jangan salah, membiarkan anak sesekali termenung rupanya ada manfaatnya, Bunda.

Sebuah studi di Selandia Baru menemukan bahwa termenung berfaedah bagi skill bahasa anak-anak dan juga dapat meningkatkan prestasi mereka di sekolah. Ada juga penelitian nan mengatakan bahwa anak-anak nan tidak punya cukup waktu untuk termenung namalain nan mengisi waktu senggang mereka dengan terlalu banyak menonton televisi menghasilkan karya nan membosankan dan tidak imajinatif.

Hal ini mengenai dengan apa nan ditemukan psikolog Jerome dan Dorothy Singer dalam studi ekstensif mereka tentang topik anak-anak dan melamun. Bahwa termenung mempunyai kegunaan pemrosesan info nan penting.

Anak-anak mencoba memahami emosi dan peristiwa kompleks nan tidak mereka alami dalam kehidupan nyata, jadi mereka mengisi kekosongan tersebut dengan membikin cerita nan paralel dengan situasi nyata.

6. Intervensi proses produktivitas anak

Jika anak menempelkan stiker mereka terbalik namalain menempelkan mata mainan mereka dengan langkah nan salah, jangan memperbaikinya selain mereka nan meminta. Memperbaiki karya seni anak-anak kita mengirimkan pesan kepada mereka bahwa upaya mereka tidak cukup baik.

Bunda dan Ayah dapat memberi anak ruang serta waktu untuk memperbaiki diri mereka sendiri.

7. Anti rumah berantakan

Mungkin ada masanya kita capek dan sebal memandang rumah berantakan. Namun, selama itu berangkaian dengan aktivitas nan melibatkan proses imajinatif anak, sesekali tak apa jika membiarkannya, Bunda. 

Proses imajinatif namalain seni bisa berantakan, bisa terlihat tidak teratur, dan terkadang bisa tampak sedikit kacau. Hal nan terpenting adalah Bunda dan anak bersenang-senang atas kegiatan tersebut.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027