5 Fakta Mendikti Satryo Soemantri Heboh Didemo Pegawai Berujung Damai

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kabar terbaru datang dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Bunda. Belum lama ini, para pegawainya melakukan demo besar terhadap sang Menteri, Satryo Soemantri.

Ratusan ASN dari Ditjen Dikti Kemendikbut Saintek menggelar demo nan diduga lantaran adanya pemecatan pegawai secara sepihak. Aksi ini dilakukan langsung di depan lembaga Kemendiktisaintek Jakarta, Senin (20/1/2025) pagi.

Selama demo, para demonstran pun memamerkan beberapa tulisan nan menyentil Menteri Satryo. Ada pula karangan kembang dengan kalimat sindiran nan terpajang di depan pintu masuk.

Berbagai kalimat sentilan kepada Menteri Satryo ini diikuti dengan tagar #LAWAN! #MenteriDzolim#PaguyubanPegawaiDikti, Bunda. Contohnya seperti 'Berdiri Bersama Hari Ini Untuk Dikti nan Lebih Baik' hingga 'Pak Presiden, Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar, dan Main Pecat'.

Fakta Mendikti Satryo Soemantri

Ada beberapa kebenaran tentang Mendikti Satryo Soemantri yang ramai diperbincangkan lantaran didemo pegawainya sendiri. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya seperti dilansir dari detikcom:

1. Diduga berhentikan ASN secara mendadak

Aksi demo untuk Mendikti Satryo Soemantri diduga dimulai lantaran adanya pemberhentian secara mendadak kepada pegawai Kemendiktisaintek berjulukan Neni Herlina, Bunda. Neni mengaku menerima perlakukan tidak menyenangkan dari Satryo ketika tengah menjalankan tugasnya.

Tidak hanya itu, Satryo sampai mengucapkan kalimat 'saya pecat kamu' kepada Neni. Dilansir dari laman Detiknews, Neni turut mengungkapkan kisahnya.

"Ketika saya menjalankan tugas, tapi ya perlakuannya sudah begitu. 'Ini kesalahan pertama ya' waktu pertama kali. 'Nanti jika dua lagi, saya pecat kamu' dari pertama tuh udah begitu," katanya dikutip dari Detiknews.

Tidak hanya itu, Neni menyebut dirinya turut mengurusi beragam macam pekerjaan nan tidak masuk akal. Salah satunya adalah pemasangan internet di rumah dinas sang menteri.

"Tapi ada kejadian lagi. Nah, kebetulan kejadian itu nan akhirnya, kan kita juga ada ketua tim rumah tangga tuh ada juga. Jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Cuma ya, kok saya ke sana-ke sana gitu aja? Apa, terlalu malam namalain apa?" tuturnya.

2. Didemo pegawai sendiri

Karena adanya pemecatan secara sepihak ini, para pegawai pun turut menunjukkan rasa amarahnya. Paguyuban Pegawai Kemendiktisaintek ikut ambil langkah nyata dan melakukan demo.

Demo ini dilakukan di lobi Gedung D Kemendiktisaintek, Jalan Raya Jenderal Sudirman Pintu I, Senayan, Senin (20/1/2025) pagi. Dikutip dari Detiknews, sebelum tindakan pegawai ASN menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Bagimu Negeri, mereka juga membentangkan spanduk hingga meletakkan karangan kembang nan menyentil Menteri Satryo.

"Mungkin ada kesalahpahaman di dalam penyelenggaraan tugas dan itu menjadi tuduhan namalain suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya," kata Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno.

"Kami lebih kepada menyampaikan saja, terutama adalah kepada pejabat namalain kepada Bapak Presiden nan sebenarnya mengangkat dan menunjuk beliau (Satryo Soemantri Brodjonegoro) sebagai menteri," imbuhnya.

Baca terus untuk mengetahui kebenaran lainnya ya, Bunda.

Fakta Mendikti Satryo Soemantri

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro saat menerima wawancara unik detikedu di lembaga Kemendiktisaintek, Jakarta, Jumat (11/1/2024).

Satryo Soemantri/Foto: Ari Saputra/detikFoto

3. Menteri Satryo buka suara

Dikutip dari laman detikJabar, Mendikti Satryo pun angkat bicara usai didemo oleh karyawannya. Ia menjelaskan mengenai pemicu tindakan demo nan dilakukan oleh para ASN.

Menurutnya, demo nan terjadi didasari lantaran adanya mutasi besar-besaran akibat kementerian dibagi menjadi tiga bidang.

"Demo itu mengenai kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran lantaran pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita mau benahi sesuai petunjuk presiden kudu irit dengan anggaran pemerintah," kata Satryo usai menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin (20/1/2025).

Ia kemudian mengungkap bahwa ada beberapa pihak nan tidak mau dimutasi sehingga terjadi demonstrasi. Ia pun membantah disebut sebagai menteri nan pemarah dan suka menampar karyawannya.

"Kita melakukan mutasi nan cukup besar, lantaran memang ada pihak nan tidak berkenan," ungkapnya.

"Enggak ada, tidak betul (pemarah dan suka menampar)," sambungnya.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

4. Kasus berhujung damai

Sekjen Kemendiktisaintek, Togar M Simatupang, mengungkap bahwa kasus antara Neni dan Satryo ini berhujung damai. Mendikti telah berjumpa beragam pihak seperti Neni hingga Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno.

Pertemuan ini dilakukan sekitar pukul 19.30 WIB di rumah dinas Mendiktisaintek, Senin (20/1/2025). Di sana, kedua pihak berbincang hingga akhirnya saling memaafkan.

"Di situ terjadi perbincangan dari mulai aspirasi perbedaan nan ada sampai rekonsiliasi. Saling menerima, memaafkan, dan juga meluruskan hal-hal nan perlu diluruskan," ungkap Togar kepada detikEdu.

Togar juga menegaskan bahwa Neni bakal tetap bekerja di Kemendiktisaintek. Togar menekankan perselisihan antara Kemendiktisaintek dan pegawai telah berhujung tenteram dan menyebut ada miskomunikasi namalain kesalahpahaman di antara kedua pihak.

"Iyalah (damai). Kita kudu dewasa dalam menyikapi perbedaan. Kan ini ada perbedaan miskom, interkultural, perseptual, dan macam-macam. Ini kan biasa dalam pemekaran organisasi," jelasnya.

5. Anak Soemantri Brodjonegoro

Selain dikenal sebagai Mendiktisaintek, Satryo sendiri adalah seorang putra dari pembimbing besar ternama, Soemantri Brodjonegoro. Prof Soemantri juga pernah menduduki kedudukan nan sama dengan sang putra adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan II masa kedudukan 28 Maret 1973 hingga 18 Desember 1972.

Keluarga Soemantri Brodjonegoro sangat erat dengan bumi pendidikan. Prof Soemantri juga pernah menempati dua kali masa kedudukan sebagai rektor Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1964 hingga 1973.

Prof Soemantri lahir di Semarang, 3 Juni 1926. Ayahnya, Sutedjo Brodjonegoro, merupakan pembimbing Hollands Inlandsche School (HIS) di Semarang nan selanjutnya diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS di Solo.

Prof Soemantri juga merupakan mantan mahasiswa Technische Hoogescholl (THS) Bandung, lembaga pendidikan nan kemudian berjulukan Fakultas Teknik UI, dan selanjutnya berjulukan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia juga sempat masuk Korp Mahasiswa di Jawa Tenah bernama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) pada 1947 dan bekerja sebagai Perwira Staf Brigade XVII berdomisili kapten.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa intip juga video SD swasta vs SD negeri berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/fir)

Loading...

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027