10 Tanda Anak Alami Post Holiday Blues Setelah Libur Panjang Dan Cara Mengatasinya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Momen selama liburan sekolah nan menyenangkan dapat membikin Si Kecil tidak bisa beranjak dari masa-masa liburannya. Tak jarang, anak menjadi enggan masuk sekolah namalain tidak antusias menjalani rutinitasnya. Kondisi itulah nan disebut dengan istilah post holiday blues, Bunda.

Selama liburan sekolah, umumnya orang tua bakal membujuk anaknya melakukan aktivitas menyenangkan nan tidak dilakukan di hari-hari biasa, misalnya berjamu ke letak wisata namalain kumpul berdampingan family besar. Sehingga, ketika liburan berhujung anak dapat merasa sedih namalain kesepian.

Post holiday blues alias post holiday syndrome memicu anak untuk meluapkan emosi negatif pasca liburan seperti mudah marah, bersedih, lesu, namalain menarik diri dari lingkungan. Oleh lantaran itu, krusial untuk mengetahui tanda-tanda dan langkah mengatasi post holiday blues, agar Si Kecil dapat kembali ceria seperti sediakala.

Apa itu post holiday blues?

Post holiday blues adalah suasana hati murung nan dialami seseorang setelah liburan berakhir. Suasana hati nan murung ini dapat meliputi emosi sedih, kesepian, kelelahan, kekecewaan, kelesuan, tekanan mental, namalain apalagi ketakutan terhadap bulan-bulan nan bakal datang.

Melansir laman Health, liburan memungkinkan seseorang untuk konsentrasi pada kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti mendekorasi, memanggang, namalain memberi hadiah. 

Ketika liburan berakhir, orang tersebut bisa saja merasa kehilangan arah namalain sunyi tanpa mempunyai aktivitas nan membantunya fokus. Hal tersebut dapat memicu timbulnya post holiday blues.

10 tanda anak alami post holiday blues namalain post holiday syndrome

Meskipun post holiday blues alias post holiday syndrome umum dirasakan seseorang nan baru saja selesai berlibur, kondisi tersebut dapat menimbulkan emosi nan kurang nyaman, utamanya bagi Si Kecil. Bunda bisa mengenali tanda-tanda post holiday blues berikut untuk membantunya mengatasi perihal ini.

1. Menangis namalain merasa sedih

Menangis namalain merasa sedih merupakan respon emosional nan umum diluapkan anak ketika berada dalam situasi nan tidak menyenangkan. Liburan sekolah memberikan emosi senang pada Si Kecil. Saat anak merasa sedih apalagi menangis lantaran liburannya usai, itu bisa jadi tanda post holiday blues.

2. Perubahan pola tidur

Saat liburan, tidak sedikit orang tua nan melonggarkan jam tidur anak, membiarkan anak begadang dengan argumen anak tidak belajar besok pagi. Hal ini dapat membikin anak kesulitan tidur lebih awal dan bangun pagi.

3. Menarik diri dari lingkungan

Adanya perubahan pola sosialisasi saat liburan sekolah dan tidak berinteraksi dengan kawan sekolah selama liburan, dapat membikin anak susah memulai hubungan kembali dengan orang lain. 

Mengutip dari laman Youthvillages, selain menarik diri dari lingkungan, peningkatan penggunaan handphone alias video game bisa jadi tanda anak mengalami post holiday blues.

4. Tampak kelelahan namalain lesu

Dilansir laman New York Family, anak nan mengalami post holiday depression dapat ditandai dengan adanya emosi capek dan lesu sepanjang hari, meskipun istirahatnya cukup. 

5. Kesulitan berkonsentrasi

Kesulitan berkonsentrasi saat belajar namalain apalagi hingga mengalami penurunan prestasi di sekolah dapat dipicu oleh post holiday blues.

6. Merasa tertekan, gugup, namalain kewalahan

Liburan sekolah dengan jangka waktu nan lama dapat membikin Si Kecil merasa bebas dari rutinitas hariannya. Namun, ketika liburan berakhir, dia bisa saja merasa tertekan dan gugup untuk kembali ke aktivitas sehari-harinya, seperti sekolah namalain mengikuti les.

7. Tidak antusias saat beraktivitas

Tanda post holiday blues berikutnya adalah tidak antusias saat beraktivitas. Anak-anak bisa tidak antusias saat melakukan kembali aktivitas hariannya lantaran merasa kegiatannya sangat membebani.

8. Mudah tersinggung namalain mengalami ledakan emosi

Berakhirnya momen momen menyenangkan seperti berkumpul dengan sanak-saudara nan jauh dapat menimbulkan emosi negatif, mulai dari rasa sedih hingga kecewa. Akibatnya, Si Kecil dapat lebih emosional.

9. Merasa kesepian

Ketika liburan sekolah usai, anak dapat merasa terpisah, terputus, namalain terpisah dari orang-orang nan bersamanya saat liburan. Hal tersebut dapat membuatnya merasa kesepian.

10. Sakit perut, badan namalain kepala nan tidak diketahui penyebabnya

Jika anak mengalami sakit perut, badan namalain kepala nan tidak diketahui penyebabnya setelah liburan sekolah, ini bisa menjadi tanda Si Kecil mengalami post holiday blues.

Penyebab anak alami post holiday blues

Liburan sekolah menawarkan jarak bagi anak untuk lepas sejenak dari rutinitasnya. Namun, setelah liburan usai, anak mungkin saja merasa berat untuk menjalankan rutinitas semula sehingga mengalami post holiday blues.

Mengutip laman choosing therapy, post holiday blues disebabkan oleh adanya kontras kegembiraan antara masa liburan dan rutinitas sehari-hari.

Selama berlibur, biasanya anak-anak diajak untuk melakukan banyak aktivitas menyenangkan nan tidak biasa dilakukan di hari-hari biasa, misalnya berjamu ke tempat rekreasi namalain berkumpul dengan family besar. Itu memicu emosi negatif saat kesenangan tersebut berakhir.

Selain itu, adanya angan nan tinggi selama musim liburan bisa menyebabkan post holiday blues.  Bagi orang dewasa, post holiday syndrome dapat disebabkan oleh pengeluaran berlebihan dan tekanan keuangan, serta mempunyai agenda nan padat selama musim liburan.

Faktor akibat alami post holiday blues namalain post holiday syndrome

Dikutip dari laman Emerald Isle Health & Recovery, post holiday blues namalain post holiday syndrome dapat dipicu oleh beragam aspek risiko, beberapa di antaranya adalah adanya rasa kehilangan namalain kesenyapan ketika berpisah dengan kerabat namalain orang-orang terdekat.

Selain itu, post holiday blues dapat dipicu oleh adanya penurunan tingkat stimulasi dan kegembiraan, kurangnya kontak sosial secara umum, serta adanya emosi takut untuk kembali ke rutinitas normal.

Apabila, post holiday blues mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari seperti kesulitan bangun dari tempat tidur, pergi bekerja namalain sekolah, keluar rumah, bersosialisasi dengan orang lain, namalain kesulitan menyelesaikan tugas, ada baiknya berkonsultasi dengan penyedia jasa kesehatan.

Cara mencegah anak alami post holiday blues

Dilansir laman Healthline, berikut ini langkah mencegah post holiday blues pada anak. 

1. Beri jarak waktu sebelum beraktivitas kembali

Agar anak dapat menyesuaikan diri usai liburan sekolah, Bunda bisa merencanakan hari jarak sekitar satu hari antara setelah liburan dan sebelum Si Kecil kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Rencanakan perihal menyenangkan setelah liburan

Sebelum berlibur, Bunda dan Ayah dapat merencanakan aktivitas menyenangkan untuk dilakukan setelah liburan usai, misalnya makan berdampingan namalain menghabiskan waktu berdampingan di taman. Hal ini dapat membikin Si Kecil menyadari bahwa bakal ada kesenangan baru meskipun liburan sekolah berakhir.

3. Rencanakan banyak waktu istirahat

Memiliki banyak waktu rehat saat liburan dapat meminimalkan rasa kelelahan berlebih setelah liburan. Selain itu, mempunyai banyak waktu rehat saat liburan memberi akibat emosi nan positif setelah liburan berakhir.

Dalam sebuah studi nan dilakukan pada tahun 2010, para peneliti membandingkan kebahagiaan sebelum dan sesudah liburan di kalangan visitor Belanda.

Hasilnya, golongan nan tingkat kebahagiaannya tinggi apalagi beberapa minggu setelah liburan berhujung adalah golongan visitor nan liburannya sangat santai.

Cara mengatasi anak nan mengalami post holiday blues

Si Kecil mungkin saja tidak sadar namalain apalagi tidak mengerti bahwa dirinya mengalami post holiday syndrome. Apabila Bunda memandang tanda-tanda post holiday blues pada anak, Bunda bisa membantu menghilangkannya melalui langkah mengatasi post holiday blues berikut ini.

1. Istirahat nan cukup

Istirahat nan cukup dapat membantu menjaga kesehatan mental. Selain itu, tidur nan cukup juga baik untuk mencegah untuk mencegah kondisi kronis seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan tekanan mental.

Anak-anak mempunyai waktu tidur ideal nan berbeda-beda sesuai dengan usianya. Dikutip laman Kemenkes, anak usia 3 sampai 5 tahun memerlukan waktu tidur 11-13 jam. Sedangkan anak usia 6 sampai 12 tahun memerlukan waktu tidur 10 jam.

2. Konsumsi makanan bergizi

Post holiday blues dapat menyebabkan seseorang menginginkan makanan berlemak tinggi dan bergula tinggi. Padahal, jenis makanan tersebut dapat menyebabkan lebih banyak stres namalain kecemasan.

Sedangkan, makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran segar baik untuk mempertahankan pola makan sehat, baik selama liburan maupun setelah liburan.

3. Dukungan emosional dari orang tua

Bunda dapat berbincang dengan Si Kecil mengenai liburan, termasuk potensi pemicu stres. Mendengarkan dan menyampaikan empati dan pengesahan atas apa nan dirasakan anak dapat berakibat signifikan pada ketahanan emosionalnya. 

4. Melakukan aktivitas bersama

Untuk mengatasi post holiday blues pada anak, Bunda bisa mengajaknya untuk melakukan aktivitas berdampingan keluarga, seperti menghabiskan waktu berdampingan di taman namalain memasak bersama.

5. Melakukan aktivitas fisik

Cara mengatasi post holiday blues berikutnya adalah melakukan aktivitas corak seperti olah raga. Berolahraga secara teratur dapat berfaedah untuk mengatasi indikasi depresi namalain kecemasan, Bunda.

Itulah tanda-tanda dan langkah mengatasi post holiday blues pada anak. Dengan perencanaan liburan nan baik dan support dari orang tua, post holiday blues pada Si Kecil dapat diminimalkan.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027